Berita Ende

Pemda Ende Tidak Hiraukan Kebutuhan Jalan, Warga Kampung Detuhi Tandu Pasien 7 Km

Pembangunan jalan menuju pusat-pusat pemukiman warga di Kabupaten Ende belum seluruhnya menjadi perhatian pemerintah.

Penulis: Tommy Nulangi | Editor: Egy Moa
TRIBUNFLORES.COM/TOMMY MBENU NULANGI
Tokoh muda asal Kecamatan Lepembusu Kelisoke Kabupaten Ende, Bastian Bata.  

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Tommy Mbenu Nulangi.

POS-KUPANG.COM, ENDE-Tokoh muda asal Kecamatan Lepembusu Kelisoke, Kabupaten Ende, Bastian Bata mengaku sedih menyaksikan kehidupan warga Kampung Detuhi, Dusun Fatandopo, Desa Taniwoda, yang harus menandu pasien sejauh 7 Km karena akses jalan buruk.

Kondisi jalan yang buruk merupakan bukti kegagalan pemerintah Kabupaten Ende memeratakan pembangunan khususnya pembangunan akses transportasi jalan.

"Sebagai putra daerah,  saya merasa sedih dengan kondisi ini. Warga harus pikul pasien dengan berjalan kaki 7 Km menuju Puskesmas Peibenga. Kondisi jalan buruk ini adalah bukti kegagalan dari pemerintah dan DPRD Ende upaya pemerataan pembangunan," kata Bastian Bata kepada Pos Kupang saat ditemui di Ende, Rabu 6 Maret 2024.

Ia mengatakan, sulitnya akses jalan disana juga merupakan bukti lemahnya perhatian DPRD Ende. Padahal dari Kecamatan Lepembusu Kelisoke pernah memiliki keterwakilan anggota DPRD selama dua periode.

Baca juga: Jalan Rusak, Nenek Katarina Sakit Berat Ditandu 7 Km ke Puskesmas Lepembusu Ende

 

 

"Tapi apa yang kita lihat sekarang, warga masih hidup dengan kondisi yang sangat prihatin. Akses jalan tak pernah diperhatikan, sampai kapan masyarakat menderita seperti ini," ungkapnya.

Mantan Ketua PMKRI Ende itu mengatakan bahwa, ada persoalan mendasar yang dialami warga disana, dimana jalan tersebut menyebrangi dua anak kali. Untuk meningkatkan jalan tersebut tentu membutuhkan dana yang besar.

"Menyebrangi dua kali tentunya membutuhkan dana yang besar. Tidak bisa kita andalkan dana desa. Minimal intervensinya dari APBD," ujarnya.

Ia berharap, pemerintah daerah Kabupaten Ende harus memperhatikan akses jalan di Desa Taniwoda tersebut. Karena jalur tersebut merupakan jalur alternatif dari Nuanilu di Kecamatan Lepembusu Kelalisoke ke Ratebobi Kecamatan Kota Baru.

Baca juga: Nama 30 Caleg DPRD Terpilih Kabupaten Ende Periode 2024-2029

"Bangun daerah harus mempunyai niat yang tulus. Saya berharap dimasa sisa akhir jabatan sebagai Bupati Ende, Pak Djafar bisa perhatikan jalan disana," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, warga Kampung Detuhi, Dusun Fatandopo, Desa Taniwoda, Kecamatan Lepembusu Kelisoke, Kabupaten Ende,  Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terpaksa harus memikul pasien sejauh tujuh kilometer lebih. Pasalnya, akses jalan ke dusun tersebut tidak pernah diperhatikan oleh pemerintah daerah Kabupaten Ende.

Bahkan untuk menuju ke jalan utama tepatnya di pertigaan Desa Rutu Jeja menuju ke puskesmas Peibenga, warga harus menyebrangi dua kali karena tidak ada jembatan. Kondisi tersebut sudah dialami oleh warga kampung Detuhi bertahun-tahun.

Emanuel Bata Dede (20) cucu dari pasien bernama Katarina Sare (73) kepada Pos Kupang saat ditemui di ruang anggrek RSUD Ende, Rabu 6 Maret 2024 menuturkan, kejadian tersebut bermula ketika pada, Selasa 5 Maret 2024 neneknya sakit parah dan harus dirawat di fasilitas kesehatan.

Baca juga: KBM SMAK Frateran Ndao Ende Berbasis Multimedia dan Belajar ke Luar Negeri

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved