Ketahanan Pangan Warga

Desa Banitobo di Lembata Dipuji Mampu Bangun Ketahanan Pangan Warga

Desa Banitobo di Kecamatan Lebatukan kabupaten Lembata merupakan desa perdana yang melakukan panen perdana padi dan jagung

Penulis: Ricko Wawo | Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/RICKO WAWO
Pemerintah desa Banitobo di Kecamatan Lebatukan menginisiasi pembukaan lokasi sawah irigasi Letu Boro untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan menjaga ketahanan pangan warga desa setempat. Sawah seluas 2,5 hektare tersebut merupakan sawah irigasi pertama yang dibuka di desa Banitobo, Rabu, 8 November 2023 silam. 

Potensi lahan di Banitobo sangat luas tetapi lahannya masih dalam kondisi lahan berat yang perlu diintervensi dengan ekspansi lahan atau membuka lahan baru.

 

 

Baca juga: Kisah Moan Sukarno, Pengiris Moke di Sikka Sehari Panjat 21 Pohon Lontar

 

“Kalau airnya cukup, sungai yang mengalir sampai ke pantai Waiteba itu cukup untuk kita bekerja dengan lahan-lahan yang ada. Sepanjang sungai itu mestinya kita manfaatkan air yang ada apalagi sekarang ini kita cari air susah,” tandasnya. 

Kanis berharap agar semua desa di Lembata perlu menjaga ketahanan pangan di desanya supaya negara ini kuat dengan aksi-aksi nyata.

Di aspek lain, dia mencontohkan, petani punya ternak, ada ayam, kambing dan babi di rumah, beternak besar seperti sapi, kuda, kalau beternak besar tidak ada minimal beternak kecil harus ada supaya menjaga protein dan ketahanan pangan ditambah karbohidrat supaya potensi yang ada di Lembata ini harus dimanfaatkan.

Dengan demikian ekonomi di desa pasti meningkat.

"dia jual jagung, jual ubi yang dia tanam maka akan mendapatkan hasil,” katanya. 

Kepala Desa Banitobo Ignatius Koda mengatakan, pembukaan sawah irigasi tersebut merupakan bagian dari program kerja yang dia sampaikan dalam visi-misi sebagai kepala desa yaitu ‘Terwujudnya Kemandirian Ekonomi Berbasis Pertanian” sekaligus upayanya untuk memanfaatkan saluran irigasi yang sudah dibangun pemerintah daerah pada tahun 2018.

Selain membuka sawah irigasi, warga dan pemerintah desa juga telah membuka lahan untuk kebun jagung hibrida seluas 3,5 hektare. Ignatius berujar anggaran untuk pembukaan sawah dan kebun jagung ini berasal dari 20 persen dana desa untuk ketahanan pangan.

Ignatius bertekad mendongkrak produktivitas pertanian warga. Menurut dia, selama ini, produksi pertanian warga desa Banitobo belum maksimal untuk bisa menopang perekonomian warga setempat.

Pembukaan sawah dan kebun jagung juga perlu dilakukan di tengah melonjaknya harga beras di pasaran. Jadi, dia harap program cetak sawah irigasi dan kebun jagung bisa membawa manfaat berlipat ganda bagi masyarakatnya.

“Saya mau ubah konsep bertani lama ke bertani yang lebih modern,” pungkasnya. 

 
 
 Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved