Komodo di Labuan Bajo
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca Labuan Bajo
Sebanyak 13 telur komodo menetas pada awal Maret 2024 di Desa Pasir Panjang, Pulau Rinca, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat
Penulis: Berto Kalu | Editor: Hilarius Ninu
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu
POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Sebanyak 13 telur komodo menetas pada awal Maret 2024 di Desa Pasir Panjang, Pulau Rinca, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK), Hendrikus Rani Siga mengatakan, 13 telur komodo tersebut menetas pada awal Maret 2024. "Ada 13 telur komodo yang menetas di Pulau Rinca di awal tahun ini tepatnya di awal bulan Maret 2024," ujar Hendrikus Siga, Selasa 16 April 2024.
Hendrikus menambahkan, 13 ekor komodo itu selanjutnya dipasang Global Positioning Sytem atau GPS untuk kepentingan pemantauan populasi sebelum dilepaskan ke alam liar.
Baca juga: Kapal Wisata ke TN Komodo Labuan Bajo Meningkat 100 Persen Selama Libur Lebaran
"Semua komodo yang baru menetas itu kami pasang chip GPS di badan komodo tersebut, kemudian baru dilepaskan ke alam," jelas Hendrikus.
Populasi Komodo Tahun 2023
Hendrikus menjelaskan, populasi komodo di Taman Nasional (TN) Komodo meningkat pada 2023. Sempat turun pada 2022, populasi komodo bertambah 240 ekor pada 2023, sehingga keseluruhan menjadi 3.396 ekor.
Populasi komodo pada 2023 menjadi yang tertinggi dalam enam tahun terakhir. Jumlah komodo terus meningkat sejak 2018 hingga 2021. Jumlahnya menurun pada 2022, namun kembali naik pada 2023. Pada 2018 hanya terdapat 2.897 komodo di Taman Nasional Komodo. Populasi kadal raksasa itu bertambah pada 2019 menjadi 3.022 ekor; 2020 (3.163); 2021 (3.303); dan 2022 (3.156).
Hendrikus mengatakan, naik turunnya populasi komodo adalah suatu hal yang wajar terjadi di alam liar. Sepanjang populasinya tidak naik signifikan atau turun drastis dalam beberapa tahun secara berturut-turut.
Baca juga: Jadwal dan Nama Kapal Ferry Yang Beroperasi Selasa 16 April 2024
"Selama tidak terjadi kenaikan drastis yang terjadi selama beberapa tahun berturut-turut atau penurunan terus-menerus, maka tidak perlu ada kekhawatiran ataupun euforia yang berlebihan," ujar Hendrikus.
Ia menyebut sejumlah faktor yang bisa menjadi sebab terjadinya peningkatan populasi komodo. Populasi meningkat bisa disebabkan banyak komodo betina yang bereproduksi pada beberapa tahun sebelumnya.
Bisa juga karena tingkat keberhasilan hidup anakan yang cukup tinggi. Faktor lainnya adalah ketersediaan hewan yang menjadi mangsanya.
"Tentunya juga bisa disebabkan oleh ketersediaan pakan yang memadai," tandas Hendrikus. (uka)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Komodo di Labuan Bajo
Populasi Komodo
13 Telur Komodo Menetas
Pulau Rinca Kawasan Taman Nasonal Komodo
TribunEvergreen
TribunFlores.com
Polresta Kupang Kota Dapat Apresiasi dalam Rakernis Bidang Humas Polda NTT |
![]() |
---|
Bupati Belu Lepas 110 Tim Lomba Gerak Jalan 8 Km Semarakkan HUT ke-80 RI |
![]() |
---|
CIS Timor Aktif Kampanyekan Perlindungan Anak di Kabupaten Kupang |
![]() |
---|
Pembersihan Rumput di Bahu Jalan Cabang Waling-Benteng Jawa, Manggarai Timur |
![]() |
---|
Keluarga dan Kerabat Ikut Ibadah Rumah Duka Prada Lucky Namo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.