Universitas Nusa Nipa
Menulis Cara Hitung Hasil Panen Budaya Palue, Mahasiswa Unipa, Damian Raih Hibah Kemenristekdikti RI
Mahasiswa asal Sabu ini menceritakan ia juga bagian dari peserta dari tim yang lolos dalam Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha pada semester 4 lalu.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Tahun 2024 rupanya menjadi berkat bagi Damian Kane Niri (22) mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Nusa Nipa (Unipa) di Maumere, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggarai Timur.
Pasalnya, Damian bersama Yunista Nona Hale meraih hibah Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) artikel ilmiah dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI.
Damian mengajukan judul proposal Konsep Aritmatika dalam Menghitung Hasil Panen pada Kebudayaan Masyarakat Palue.
Damian menceritakan awal mula ia meraih hibah tersebut.
Baca juga: Mahasiswi Universitas Nusa Nipa, Felisitas Melina Surat Bangga Dapat Beasiswa Bank Indonesia
"Artikel ini dilatarbelakangi oleh kegiatan kami saat kampus mengajar (Km 6) saya dan Anggraini Iin Ndasa yang termasuk alumni KM 6 dimana ada pengembangan program literasi dan numerasi di sekolah dan salah satu anggota pada tim kami adik semester empat atas nama Elisabeth Ertin Rato yang sedang program mata kuliah pendidikan matematika 2 yang dimana pada mata kuliah ini dosen kami meminta untuk mengeksplor pengembangan etno matematika yang ada di daerah kami masing-masing,"kisah Damian kepada TRIBUNFLORES.COM Kamis 20 Juni 2024.
Mahasiswa asal Sabu ini menceritakan ia juga bagian dari peserta dari tim yang lolos dalam Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha pada semester 4 tahun lalu.
Mereka menjual jasa dengan melakukan bimbingan literasi dan numerasi dan nama usaha yang ditawarkan adalah Rumah Pegal Linu (Rumah Pengetahuan Literasi dan Numerasi).
Dalam kegiatan mumerasi, siswa akan lancar menghitung jika dikaitkan dengan aktivitas yang dilakukan di rumah. Sehingga, dalam kegiatan tersebut mereka meminta siswa untuk menghitung atau menyebutkan bilangan dengan aktivitas yang dikenalkan dan dilakukan siswa di rumah, misalnya menghitung buah, biji-bijian dan hasil panen yang dilakukan orang tuanya.
"Kemudian, mata kuliah matematika kami diajarkan pendekatan matematika yang dilakukan secara kontekstual yaitu Etnomatematika. Kami diminta menuliskan bentuk etnomatematika yang ada di daerah kami masing-masing,"ujarnya.
Ia menjelaskan artikel ini adalah hasil kolaborasi tugas matematika dan pengalaman didapat saat ikut KM dan melakukan bimbingan literasi dan numerasi dari Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha.
"Setelah dijelaskan dan membaca referensi yang ada, kemudian saya tertarik untuk mempelajari etnomatika dalam budaya orang Palue, karena unik. Ibu Ani pernah mengeksplor dalam penelitiannya namun dalam pembahasannya belum menuliskan konsep aritmatika yang di SD berada dalam elemen aljabar. Sehingga kami merasa tertarik untuk melihat apakah ada hubungannya etnomatematika menghitung hasil panen dengan konsep aljabar. kemudian atas bimbingan dosen Maria Herliyani Dua Bunga, M.P.d akhirnya kami menulis artikel tersebut,"ujarnya,
Ia mengatakan etnomatematika yang dilakukan siswa di rumah dalam aktivitas sehari-hari memberikan kontribusi terhadap peningkatan literasi yang saat ini dilakukan oleh pemerintah. Siswa merasa dekat dan paham dengan konsep matematika jika konsep matematika tersebut dikaitkan dengan kehidupan siswa.
Ia menjelaskan konsep aritmatika yang ditemukan yaitu barisan dan deret yang terdapat pada Liwu dan Subu. Liwu merupakan satuan yang menyatakan banyaknya buah, setiap 4 buah polanya berulang.
Subu merupakan satuan untuk menyatakan banyaknya buah, setiap 10 Liwu atau setiap 40 buah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.