Tawuran di Larantuka

Kena Peluru Nyasar, Warga Larantuka Bakar Ban di Polres Flotim, Polisi Dinilai Brutal

Keluarga korban peluru nyasar bersama ratusan warga Kelurahan Postoh dan Amagarapati berunjuk rasa di depan Kantor Polres Flores Timur, NTT, Selasa, 6

Penulis: Paul Kabelen | Editor: Ricko Wawo
TRIBUNFLORES.COM/PAUL KABELEN
Aksi bakar ban di depan Kantor Polres Flores Timur, NTT, oleh warga dan keluarga korban peluru nyasar, Selasa, 6 Agustus 2024. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA-Keluarga korban peluru nyasar bersama ratusan warga Kelurahan Postoh dan Amagarapati berunjuk rasa di depan Kantor Polres Flores Timur, NTT, Selasa, 6 Agustus 2024.

Mereka melampiaskan kekesalan atas insiden peluru nyasar yang menimpa, Fransiskus Diaz. Peluru karet yang ditembak oknum aparat itu membuat bahu kanan korban terluka sedalam 7 centimeter.

Ratusan warga membakar ban bekas di depan Rumah Dinas Kapolres Polres Flores Timur di Kelurahan Amagarapati, Kecamatan Larantuka.

Kobaran api dan kepulan asap warna hitam membumbung tinggi di ruas jalan Trans Pulau Flores dalam Kota Larantuka. Aksi protes itu juga sehubungan dengan tindakan oknum polisi yang dinilai ngawur terhadap warga.

Baca juga: Tawuran di Larantuka Dipicu Euforia Kekalahan Amposh FC Liga 1 Flores Timur

 

 

Warga kesal sebab malam hari rumahnya digedor aparat bersenjata lengkap. Padahal mereka tak tahu musabab tawuran antar para pemuda di Larantuka.

Keluarga korban peluru nyasar, Marianus Dea, mengaku kecewa dengan aparat Polres Flores Timur yang arogan dan brutal kepada warga Amagarapati.

"Ini (unjuk rasa) spontanitas dari masyarakat yang merasa kecewa dengan tindakan arogan dan brutal dari aparat penegak hukum Polres Flores Timur," katanya di lokasi unjuk rasa.

"Konflik yang terjadi antara Postoh dan Kampung Baru (Ekasapta). Namun dalam prakteknya, mereka menggunakan senjata, melakukan kekerasan kepada warga Amagarapati," sambungnya.

Marianus kecewa atas tindakan aparat yang melukai Frederikus Diaz.

Korban disebutnya mengalami luka serius di bagian bahu kanan dan menjalani operasi di rumah sakit.

"Tadi malam sampai harus dioperasi di Rumah Sakit Larantuka. Kemudian satu korban lagi, Petrus Pedo Ojan juga sempat dianiaya," ungkapnya.

Unjuk rasa yang sempat memanas berangsur kondusif setelah ditenangkan Wakil Kepala Polres Flores Timur, Anak Agung Gede Ngurah Surya.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved