Stunting di Flores Timur

Angka Tengkes di Tanjung Bunga Flores Timur Semakin Berkurang

Prevalensi tengkes (stunting) atau gagal tumbuh kembang anak di Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur, NTT, berangsur turun selama sebulan i

Penulis: Paul Kabelen | Editor: Ricko Wawo
TRIBUNFLORES.COM/PAUL KABELEN
Kegiatan minilokakarya tentang stungting di tingkat Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur, Selasa, 13 Juli 2024. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA-Prevalensi tengkes (stunting) atau gagal tumbuh kembang anak di Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur, NTT, berangsur turun selama sebulan ini yaitu Juni dan Juli 2024.

Hal ini terlihat dalam kegiatan minilokakarya untuk mengawal dan mengevaluasi tengkes atau stunting selama beberapa bulan berjalan.

Minilokakarya percepatan penuruan stunting langsung dipandu Camat Tanjung Bunga, Dionisius Aliandu di Kantor Camat Tanjung Bunga, Selasa, 13 Agustus 2024 siang.

Koordinator Gizi Puskesmas Tanjung Bunga, Ermelinda Sabu Koten, mengatakan stunting bulan Juli 2024 ada 249 dari total sasaran sebanyak 1212 orang.

Baca juga: Stunting di Wulanggitang Flores Timur Naik 3 Bulan Terakhir, Ini Penyebabnya

 

 

"Bulan Juni 2024 itu ada 265 stunting atau 23,1 persen. Sementara bulan Juli angkanya turun menjadi 249 atau 22,8 persen," ujarnya kepada wartawan.

Dia menyebutkan, angka stunting tak stabil atau fluktuatif dari bulan sebelumnya ke bulan berikutnya. Namun penurunan masalah gagal tumbuh kembang anak di bulan Juli menjadi catatan positif.

Penuruan angka stunting sebanyak 16 orang ini berkat kerjasama lintas sektor, termasuk upaya Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bergizi.

"Untuk PMT, kita fokus ke balita T dengan 14 hari makan, balita berat badan kurang 28 hari makan. Sedangkan gizi kurang 56 hari makan," ungkapnya.

Dijelaskan, makanan bergizi menggunakan pangan lokal yang dibelanjakan TP-PKK Desa bersama kader posyandu berbais menu lengkap dan menu kudapan.

Ermelinda berharap kerja sama lintas sektor termasuk pemerintah desa (Pemdes) serta Dinas P2KBP3A Flores Timur dapat menekan kelompok resiko stunting agar angkanya terus turun hingga zero persen atau wilayah bebas stunting.

"Ya, semoga. Harapannya setelah intervensi PMT dilakukan desa dan BKKBN berjalan baik maka ada penurunan stunting," tutupnya.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News


Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved