Stunting di Flores Timur

Tengkes dan Gizi Buruk di Ile Bura, Sasaran Tak Ambil PMT, Pengasuhan Belum Optimal

Tenaga kesehatan gizi bersama kader posyandu di desa-desa dalam wilayah kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur, NTT, menemukan sejumlah kendala sa

Penulis: Paul Kabelen | Editor: Ricko Wawo
TRIBUNFLORES.COM/PAUL KABELEN
Minilokakarya stunting tingkat Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur, NTT. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA-Tenaga kesehatan gizi bersama kader posyandu di desa-desa dalam wilayah kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur, NTT, menemukan sejumlah kendala saat mendampingi sasaran anak tengkes atau stunting.

Kendala ini diungkapkan Koordinator Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) Ile Bura, Theresia Kedati kepada TRIBUNFLORES.COM, Selasa, 13 Agustus 2024.

Theresia mengatakan, saat giat Pemberian Makanan Tambahan (PMT), banyak sasaran tak disiplin waktu bahkan ada yang enggan mengambil PMT.

"Masih banyak sasaran orang tua yang tidak mengambil PMT tepat waktu, menu PMT tidak dipraktekan di rumah, masih banyak orang tua yang memberikan jajan pada anak sebelum makan PMT," ujarnya.

Lanjut dari itu, pengasuhan masih belum optimal, seperti mengatur jam istirahat siang serta perilaku hidup bersih di rumah masing-masing.

Baca juga: Angka Tengkes di Tanjung Bunga Flores Timur Semakin Berkurang

"Misalnya tidak ada istirahat siang, jajan yang manis manis, serta perilaku hidup bersih dalam keluarga tidak optimal," jelasnya.

Theresia memberikan data terkait pelaporan status gizi balita dari tujuh desa di Kecamatan Ile Bura. Data mencakup status gizi berat badan menurut umur, status gizi tinggi badan menurut umur, dan status gizi berat badan menurut tinggi badan selama empat bulan terakhir yaitu April-Juli 2024

Status gizi berat badan menurut umur bulan April 2024, tercatat 24 sangat kurang dan 98 kurang. Kemudian catatan gizi bulan Mei ada 23 sangat kurang dan 104 kurang, bulan Juni 18 sangat kurang dan 93 kurang, serta bulan Juli 16 sangat kurang dan 80 kurang.

Status gizi tinggi badan menurut umur bulan April tercatat 11 anak sangat pendek dan 70 pendek, bulan Mei 12 anak sangat pendek dan 77 pendek, bulan Juni ada 8 anak pendek dan 83 pendek, serta bulan Juli 7 anak pendek dan 76 pendek.

Selanjutnya status gizi berat badan menurut tinggi badan, bulan April ada 12 gizi buruk dan 63 gizi kurang, bulan Mei 9 gizi buruk dan 56 gizi kurang, bulan Juni 14 gizi buruk dan 47 gizi kurang, kemudian bulan Juli 8 gizi buruk dan 46 gizi kurang.

Persoalan di atas, jelas Theresia, disebabkan oleh rendahnya asupan balita dan ibu hamil, serta status kesehatan ibu hamil dan balita yang masih rendah.

"Ada juga penyebab tidak langsung. Seperti tingginya angka ibu hamil KEK (kurang energi kronis) dan anemia, tingginya angka BBLR, kurangnya pola asuh orang terhadap anak dalam setiap kelurga," katanya.

Selain itu, persepsi masyarakat tentang makanan yang tidak tepat seperti percaya mitos terutama pada ibu hamil. Kemudian perilaku hidup bersih dan sehat masih belum diterapkan, faktor ekonomi, hingga kurangnya pengetahuan orang tua.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News


 
 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved