Krisis Air Bersih di Sikka
Warga Sekitar Bendungan Napun Gete Sikka Krisis Air Bersih, Yuliana Jalan Kaki 3 KM Cari Air
Warga Dusun Denak, Desa Tua Bao, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka krisis air bersih. Mereka tidak bisa berharap dari bendungan Napun Gete Sikka.
Penulis: Arnol Welianto | Editor: Gordy Donovan
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Arnold Welianto
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Warga Dusun Denak, Desa Tua Bao, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka krisis air bersih.
Untuk mendapatkan air minum bersih, warga harus berjalan kaki sekitar tiga kilometer ke kali Nuba yang berada di sebelah kampung Denak.
Setiap pagi dan sore, warga harus berjalan kaki melewati jalan setapak, terjal dan curam untuk mengambil air minum.
Air dari Kali Nuba, merupakan harapan satu-satunya warga setempat untuk mandi, mencuci dan dibawa pulang untuk kebutuhan sehari-hari.
Baca juga: Cerita Theresia, Ibu Hamil di Desa Reroroja Sikka yang Sulit Dapatkan Air Bersih
Yuliana Lodan (56) salah satu warga setempat menuturkan keberadaan bendungan Napun Gete belum bisa menjawab kebutuhan masyarakat terkait air minum bersih di wilayah itu.
Pasalnya, kesulitan air minum bersih masih dirasakan warga di Dusun Denak, Desa Tua Bao, Kecamatan Waiblama yang berdekatan dengan lokasi bendungan Napun Gete.
"Air dari Bendungan Napun Gete belum mengalir kesini,"ujarnya Senin 7 Oktober 2024.
Kata dia, menurut informasi bahwa air dari Bendungan Napun Gete akan dialirkan namun tidak melewati wilayah Dusun Denak, Desa Tua Bao.
"Katanya air tidak bisa ke Desa Tua Bao ini, mereka harus ikut ke Natarita kemudian ke Talibura, katanya kami punya ini tidak bisa,"jelasnya.
Ia mengaku, krisis air bersih ini dirasakan warga sejak lama sebelum dibangun nya Bendungan Napun Gete.
Dikatakannya, bagi warga yang mempunyai uang, mereka harus membeli air tangki dengan harga 500 ribu per tangki ukuran 5 ribu liter, sedangkan bagi warga yang tidak mempunyai uang, mereka harus menempuh perjalanan jauh ke kali Nuba untuk mengambil air minum bersih.
Karena kondisi jalan yang terjal dan curam, warga hanya mampu membawa air sebanyak 10 hingga 20 liter air ke rumah untuk kebutuhan sehari-hari.
Baca juga: Dampak Erupsi Gunung Lewotobi, Wings Air Hentikan Penerbangan untuk 10 Rute hingga 15 Oktober 2024
Selain itu, tidak ada bak penampungan air di Dusun Denak sehingga warga hanya berharap bantuan dari pemerintah untuk membangun bak penampungan agar warga bisa membeli air dan ditampung untuk kebutuhan sehari-hari.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.