Gunung Lewtobi Meletus
Jumlah Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi di Sikka Terus Bertambah
Jumlah warga korban Erupsi gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur yang mengungsi ke Kabupaten Sikka terus meningkat.
Laporan Reporter Magang TRIBUNFLORES.COM, Ernestina Jesica Toji
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE – Jumlah warga korban Erupsi gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur yang mengungsi ke Kabupaten Sikka terus meningkat.
Warga mengungsi di dua kecamatan yaitu Kecamatan Talibura dan Kecamatan Kewapante.
Informasi dari bidang sosial budaya Kabupaten Sikka, sejak Senin, 4 November 2024 pukul 15.00 hingga 19.40 Wita telah dilaksanakan pendataan masyarakat pengungsi di Kecamatan Talibura dan Kecamatan Kewapante.
Jumlah Pengungsi untuk sementara di 3 Desa wilayah Kec. Talibura, dan Kec. Kewapante Kab. Sikka Jumlah 372 KK (1280 Jiwa). diperkirakan Pengungsi masih akan terus bertambah ke tempat Pengungsian.
Berdasarkan data tersebut, terdapat 2 posko pengungsian di Kecamatan Talibura yang berada di SD Katolik Hikong Desa Hikong dan aula paroki gereja Kringa Desa Kringa.
Baca juga: Rumah Nyaris Disasar Material Panas Gunung Lewotobi, Sisahkan Kubangan Besar
Para pengungsi yang berada di posko SDK Hikong berjumlah 177 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 469 orang dewasa, 73 lansia (lanjut usia), 48 anak-anak, dan 6 ibu hamil.Sedangkan, posko pengungsian aula paroki gereja Kringa berjumlah 195 KK yang terdiri dari 529 orang dewasa,41 lansia, 33 anak-anak, 5 ibu hamil, dan 2 disabilitas.
Sementara di kecamatan Kewapante, terdapat 1 posko pengungsian yang berlokasi di Biara St. Gabriel di Desa Namangkewa. Terdapat 75 Jiwa yang terdiri dari 15 Suster, 15 calon suster, 10 karyawan, dan 32 penghuni asrama Sanctissima Hokeng.
Bantuan yang mulai berdatangan dari relawan masyarakat Kab. Sikka dan Pemerintah setempat sudah tiba di lokasi Pengungsian salah satunya seperti Indomie, Telur, Air Minum, Masker, obat2an dan juga alas tidur.”
Cerita Warga Boru
Sebelumnya, warga desa Boru, kecamatan Wulanggitang, Antonius Kebang Liwu menceritakan ketika erupsi terjadi.
“Malam tepat jam 12 malam diawali dengan hujan, kilat, guntur, setelah itu berhenti sejenak. Kemudian terjadi bunyi gemuruh seperti kayak bom begitu,”cerita Antonius kepada TRIBUNFLORES.COM Senin, 4 November 2024.
Ketika terjadi bunyi tersebut, ia bersama dengan keluarganya mempersiapkan diri untuk mengungsi.
"Kita selamatkan kartu keluarga, dokumen keluarga itu, bersama anak dan istri, dengan keluarga lain kita berusaha untuk selamatkan diri,”ujar Antonius.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.