Konflik Lahan di Adonara

Wapres Gibran Rakabuming Diminta Bangun 52 Rumah di Bugalima Adonara, Flores Timur

Beberapa minggu sebelumnya ada konflik sosial. Ada 52 rumah hangus terbakar, sampai anak-anak tidak bisa sekolah karena mereka lari dengan pakaian.

Penulis: Paul Kabelen | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/PAUL KABELEN
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat memantau korban bencana Gunung Lewotobi di Posko Kobasoma, Kamis, 14 November 2024. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA - Flores Timur sedang mengalami dua peristiwa besar, erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dan konflik tapal batas di Adonara. Selain merenggut jiwa, peristiwa berdarah antara Desa Bugalima dan Ilepati juga menyebabkan kerusakan rumah.

Penjabat Bupati Flores Timur, Sulastri Rasyid, saat rapat terbatas bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di Posko Kobasoma, Kecamatan Titehena, Kamis, 14 November 2024, mencurahkan keadaan korban konflik tanah yang kehilangan tempat tinggal.

"Beberapa minggu sebelumnya ada konflik sosial. Ada 52 rumah hangus terbakar, sampai anak-anak tidak bisa sekolah karena mereka lari dengan pakaian di badan," kata Sulastri.

Baca juga: Dilema Relokasi Korban Erupsi Lewotobi, Antara Angkat Kaki Atau Bertahan, Nikolaus: Berat Sekali

 

Sulastri meminta Gibran agar membangun 52 rumah bagi warga Desa, Bugalima, Kecamatan Adonara Barat, Pulau Adonara atas peristiwa berdarah yang sudah dimediasi itu.

"Saya mohon bapak agar 52 rumah ini kalau bisa dibangun," harapnya.

Harapan Sulastri juga didengar Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, Kepala BNPB, Letnan Jenderal TNI Suharyanto, dan Panglima TNI, Jenderal Agus Subianto.

Sulastri mengaku, dana Belanja Tak Terduga (BTT) Rp 1,3 miliar terlampau kecil, sementara sisi kebutuhan masyarakat sangat banyak.

"Itu pun sudah terpakai untuk beberapa kegiatan. Untuk itu bapak, kami sangat membutuhkan itu," jelasnya.

Sementara penanganan lanjutan bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Pemerintah Pusat akan membangun 2.700 rumah di lokasi baru yang sedang dalam proses survei.

Survei lokasi untuk kepentingan relokasi itu berlangsung di Desa Kobasoma. Luas lahan yang disurvei adalah 100 hektar.

2.700 rumah itu bakal mengakomodir warga yang tinggal dalam radius bahaya, yaitu di bawah 7 kilometer dari pusat letusan Gunung Lewotobi Laki-laki. Diantaranya, Desa Dulipali, Klatanlo, Hokeng Jaya, Nawokote, sebagian Boru, serta desa-desa sekitarnya.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved