Surat Gembala Uskup Maumere
Surat Gembala Uskup Maumere Menyongsong Pilkada 27 November 2024
Salam dan damai sejahtera Allah senantiasa besertamu semua.Kita akan menghadapi PILKADA pada tanggal 27 November 2024. Berkenaan dengan itu
Seyogyanya pemimpin publik dan politisi pulang ke rumah dengan rasa lelah,tetapi hatinya penuh dengan cinta karena dia telah menjadi seorang fasilitator/mediator. Ini adalah lelah yang membahagiakan. Paus juga berterima kasih dan mengucapkan selamat kepada politisi yang seperti itu. Bertindaklah seperti Yesus, yang menemukan diriNya berada di kerumunan masyarakat ramai, sampai kadang Dia sulit bernafas(bdk. Luk 8:43-48). Masyarakat mencari Yesus karena tahu Dia akan menjawab kebutuhan mereka.
“Kelelahan berada di tengah kerumunan rakyat yang datang mencarimu karena mereka tahu, mereka bisa mengandalkanmu.” (Italia: 5 April 2014).
Baca juga: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unipa Berdayakan Ekonomi Warga Desa Lewomada Sikka
MEMILIH ADALAH PANGGILAN NURANI
Saudara-saudari, rekan-rekan imam, biarawan-biarawati dan umat sekalian yang
terkasih !
Sejalan dengan spirit Sinode I dan II Keuskupan Maumere, saya mengajakkita sekalian untuk kembali melihat sejauh mana umat keuskupan Maumere telah mendapatkan pencerahan politik melalui pendidikan politik kritis. Saya percaya bahwa para pelayan pastoral di keuskupan Maumere telah berbuat banyak untuk
menjadikan umatnya sebagai warga masyarakat yang sungguh memahami dengan benar tentang politik. Meskipun, masih ada umat yang belum memahami dengan benar tentang politik.
Melalui pemahaman yang benar tentang politik, umat diharapkan mampumenggunakan hak pilihnya dan mengkritisi situasi sosial, ekonomi, politik yang terjadi dalam roda kepemerintahan yang sedang berjalan. Dengan demikian umat tidak terprovokasi dan dibohongi melalui janji-janji serta kontrak politik saat
kampanye. Selanjutnya, kita tidak lagi menjadi orang yang hanya berpasrah,
menerima keadaan.
Khusus dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sikka dan Gubernur NTT pada tanggal 27 November 2024 nanti kita berurusan dengan 2 hal penting yakni: Pertama, pengembangan sistem politik yang lebih baik, yang dapat menjamin penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia, tegaknya hukum yang berkeadilan dan kesejahteraan bersama, khususnya peningkatan sebagian besar warga yang masih hidup dalam belenggu kemiskinan. Kedua, Pemilihan Kepala Daerah (Bupati dan Gubernur), diharapkan dapat menghasilkan pemimpin berkualitas: yang mau mengabdi sebagai pelayan masyarakat dan yang memiliki kemampuan serta kepedulian untuk menyelenggarakan satu pemerintahan yang bersih sesuai dengan panggilan nurani sebagai orang beriman dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika.
Gereja mendukung prinsip Pemilu yang Langsung, Umum, Bebas, Rahasia,Jujur dan Adil. Sebagai warga Gereja sekaligus juga warga Negara kita diharapkanuntuk berkomitmen dengan melibatkan diri secara aktif dalam pesta demokrasi,tanpa harus mengambil sikap Golput. Karena orang-orang yang mengambil sikap
Golput menunjukkan ketidakdewasaan, atau bahkan akan menjadi orang yang gampang mencuci tangan atas segala peristiwa apapun yang sedang dan bakal terjadi. Marilah kita ikut memilih. Karena memilih adalah panggilan nurani kita sebagai orang beriman untuk menentukan masa depan Daerah, Provinsi dan
Bangsa kita.
Baca juga: Bacaan-bacaan Liturgi Senin 18 November 2024, Pesta Fakultatif St Romanus dari Antiokia, Martir
Untuk dapat menyelenggarakan Pemilu yang aman dan damai, maka saya menyerukan kepada saudara-saudari untuk memperhatikan prinsip-prinsip berikut
ini:
1. Pastikan bahwa anda terdaftar sebagai pemilih, terlibat dalam kegiatan
pemilihan serta turut serta mengawal prosesnya.
2. Tidak terlibat dalam praktek politik uang.
3. Tidak menyebarkan hoax dan fitnah, yang dapat merusak persaudaraan.
4. Tidak tergoda untuk kepentingan jangka pendek, memilih orang tertentu
demi uang atau karena calon berasal dari suku atau agama yang sama.
Berpikirlah dan bekerjalah untuk suatu perubahan yang lebih baik dan
berkelanjutan.
5. Pilihlah pemimpin yang mau melayani dan memiliki rekam jejak baik; bebas
dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme, serta pemimpin yang dapat
memberikan harapan kepada masyarakat dan bukan pemimpin yang
menimbulkan kecemasan, atau bahkan ketakutan.
6. Para pastor, biarawan-biarawati tidak boleh menjadi anggota tim sukses dan
menggiring umat untuk memilih pasangan calon tertentu.
7. Saudara-saudari yang bekerja di media massa supaya kembali kepada misi
dasar media yakni memperjuangkan kepentingan publik dan secara kritis
mengontrol pelbagai kekuatan yang bisa merugikan kepentingan masyarakat
banyak, termasuk negara.
Saya mengajak kalian semua untuk melakukan investigasi secara mendalam dan membuat pemberitaan secara kritis dan faktual, tidak hanya sekedar mengikuti kehendak para pihak yang memberikan keuntungan sesaat.
Saudara-saudari, rekan-rekan imam, biarawan-biarawati dan umat sekalian yang
terkasih !
Komitmen politik kita sebagai orang Katolik jauh melampaui kewajiban kita untuk memilih pasangan calon pemimpin. Partisipasi kita dalam partai politik,hendaknya tidak hanya terjadi re-formasi secara struktural mulai dari pusat hingga ke daerah, melainkan lebih lagi mesti terjadi trans-formasi. Dengan kata lain, kehadiran kita dalam partai politik dapat membawa perubahan dan pembaharuan hidup bagi masayakat pada umumnya. Kesejahteraan rakyat menjadi hukum tertinggi. Dalam segala situasi, baik atau tidak baik, saya mengajak para imam, biarawan-biarawati untuk tetap exis sebagai garam dan terang bagi masyakarat di mana saja kita berada.
Semoga berkat Kristus Raja dan doa Maria Bunda Segala Bangsa senantiasa menyertai dan melindungi kita semua.
Maumere, 17 November 2024
Teriring salam, doa dan berkatku
Uskupmu,
† Edwaldus Martinus Sedu
Uskup Keuskupan Maumere.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.