Surat Gembala Uskup Maumere
Surat Gembala Uskup Maumere Menyongsong Pilkada 27 November 2024
Salam dan damai sejahtera Allah senantiasa besertamu semua.Kita akan menghadapi PILKADA pada tanggal 27 November 2024. Berkenaan dengan itu
YESUS DAN POLITIK
Yesus diutus ke tengah situasi umat yang sedang mengalami krisis religius, politik dan ekonomi. Di bidang religius: doa dan ritus kebaktian tidak lagi membawa orang kepada persekutuan yang mesra dengan Allah. Ritus hanya sebuah simbolisme terselubung dari sekelompok kecil yang menganggap diri suci.
Di bidang politik: kehidupan mereka terlantar karena gaya kepemimpinan yang represif dan otoriter dari para penguasa Romawi kala itu. Di bidang ekonomi: mereka semakin susah karena beban pajak yang tinggi untuk kepentingan penguasa Romawi dan seluruh aktivitas pasar berada di bawah kontrol kekaisaran.
Dalam konteks inilah Yesus diutus: “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat
Tuhan telah datang” (Luk, 4:18-19).
Perjuangan Yesus untuk mewujudkan tugas perutusan-Nya ini selalu berbenturan dengan para penguasa/pemimpin politik yang memerintah rakyatnya dengan tangan besi (bdk. Mat 20:25) dan para pemimpin agama Yahudi yang munafik. Karena itu, Yesus mengingatkan para murid dan orang banyak untuk
berhati-hati terhadap para pemimpin yang “menduduki kursi Musa” (bdk. Mat 23:1-5). Mereka dikecam oleh Yesus seperti kubur yang bagian luarnya dilabur putih sementara di dalamnya penuh dengan kebusukan (bdk. Mat 23:27). Inilah gambaran mentalitas pemimpin/penguasa yang korup dan menindas.
Sepanjang hidup dan karya-Nya, Yesus melaksanakan tugas-Nya dengan penuh wibawa dan kuasa (bdk. Luk 4:36).
Ia bebas dari segala ikatan serta memiliki keselarasan antara perkataan dan perbuatan: “Tuhan setia dalam perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam perbuatan-Nya” (Mzm. 145:13). Otoritas dan kredibilitas Yesus sebagai pemimpin lahir karena kesatuan-Nya dengan Bapa yang selalu menyertai-Nya. Hal inilah yang membuat Yesus tetap setia melaksanakan tugas perutusan-Nya untuk membebaskan dan menyelamatkan
manusia.
Kritikan dan kecaman Yesus kepada para penguasa itu telah membawaresiko: dibenci, ditolak, bahkan nyawa-Nya sendiri menjadi taruhan. Yesus meyakinkan para pengikut-Nya untuk terus memperjuangkan tegaknya Kerajaan Allah di muka bumi, walaupun harus mengorbankan nyawa. “Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya, dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat”(Mat 5:11).
Baca juga: KRI Ahmad Yani-351 Tiba di Larantuka Bawa Bantuan Kemanusiaan Erupsi Gunung Lewotobi
GEREJA DAN TANGGUNG JAWAB POLITIK
Saudara-saudari, rekan-rekan imam, biarawan-biarawati dan umat sekalian yang
terkasih !
Perjuangan Yesus untuk membebaskan dan menyelamatkan manusia tidak berakhir oleh kematian-Nya di atas kayu salib. Sesudah kebangkitan Yesus mengutus Para murid-Nya untuk melanjutkan karya perutusan-Nya itu dengan jaminan bahwa Ia akan senantiasa menyertai mereka sampai akhir zaman (bdk. Mat 28:20b). Dalam keyakinan ini, baik klerus, biarawan-biarawati maupun awam harus menyadari panggilannya dalam tata dunia sebagai Imam, Nabi dan Raja. Dalam Konstitusi Pastoral tentang Gereja di tengah dunia dewasa ini, para
Bapak Konsili Vatikan II merumuskan tugas perutusan Gereja: “Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama kaum
miskin dan siapa saja yang menderita, merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para murid Kristus juga.”(GS.1). Inilah tugas perutusan Gereja yang merupakan kelanjutan dari tugas perutusan Yesus Kristus sebagaimana diungkapkan dalam Injil Lukas 4:18-19. Gereja memiliki pandangan yang positif terhadap politik dan melihat politik sebagai ruang dimana orang dapat mewujudkan nilai-nilai Injili sebagai dasar visi
politik Gereja yang terbuka (inklusif) - tidak diskriminatif, berpihak pada orang kecil, menghargai Hak Asasi Manusia, solider dan saling menolong demi terwujudnya kesejahteraan umum.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.