Berita Manggarai

Terinspirasi Kisah W Z Johannes, Komunitas Seni Teater Saja Ruteng Gelar Pementasan X-Ray Mission 

Pementasan ini terinspirasi dari kisah hidup Wilhelmus Zakharia Johannes, seorang pahlawan nasional di bidang kesehatan yang berasal dari Nusa Tenggar

Penulis: Robert Ropo | Editor: Ricko Wawo
TRIBUNFLORES.COM/HO-IST
Komunitas Seni Teater Saja Ruteng Sukses Gelar Pementasan Teater ‘X-Ray Mission.  

Selama perawatan itu, ia mulai mengenal dan tertarik pada teknologi radiologi. 
Di CBZ Batavia, ia menjadi asisten Prof. B.J. Van der Plaats.

Dari Van der Plaats, W.Z. Johannes banyak belajar soal radiologi, meski dalam kondisi fisik yang terbatas. Pada tahun 1935, W.Z Johannes mendapat penugasan di Rumah Sakit Umum Pusat di Semarang sebagai asisten ahli di bidang radiologi. Rumah sakit tersebut kini dikenal sebagai Rumah Sakit dr. Karyadi. 

Kemudian pada 1936, ia dipindahkan kembali ke CBZ di Batavia sebagai kepala bagian radiologi, menjadikannya sebagai ahli radiologi pertama di Indonesia.

Pada 1949, ia diangkat menjadi guru besar pertama di Balai Perguruan Tinggi Republik Indonesia, yang kelak menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). 

Di tahun 1951, ia sudah menjadi Rektor Universitas Indonesia dan berperan dalam mengembangkan kampus yang terlantar akibat Perang Kemerdekaan.

W.Z. Johannes kemudian diberangkatkan ke Belanda pada tahun 1952 untuk mempelajari perkembangan ilmu radiologi dan manajemen rumah sakit di beberapa negara Eropa.

Namun, selama perjalanan tersebut, ia mengalami serangan jantung dan meninggal dunia pada 4 September 1952 di Belanda. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi dunia kedokteran Indonesia. 

Namanya kemudian diabadikan sebagai nama ruang radiologi di Rumah Sakit dr. Karyadi, Semarang dan nama RSUD Kupang, NTT. 

Bercerita tentang pengalaman personal, menurut Marcelus Ungkang, penulis naskah dan sutradara pementasan, teater ini berusaha mengangkat kisah-kisah personal yang dialami hampir oleh semua orang.

"Teater ini bercerita tentang tentang dunia orang sakit dan keluarga yang mengurusi orang-orang sakit,"ungkap Marcellus. 

Adegan berlatar situasi harian di rumah sakit. Secara singkat, kemudian terjadi konflik antara orang sakit dan keluarga yang mengurusinya. Selain itu, terjadi juga konflik internal di dalam keluarga yang mengurusi orang sakit.

Salah seorang aktor pementasan, Elgi Ramut, yang berperan sebagai orang sakit mengungkapkan jika pengalaman sakit cukup sering dialaminya.

"Kalau sakit, saya sering tidak memikirkannya. Hal itu kadang membuat saya cepat sembuh,"ujarnya.

Aktor lain, Rini Temala, yang berperan sebagai keluarga dari orang sakit mengungkapkan peran yang diembannya pernah dialaminya dalam dunia nyata.

"Naskah menemukan aktornya sendiri. Naskah ini seperti menceritakan diri saya," ucapnya. 

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved