Unika Santu Paulus Ruteng

Mahasiswi Unika Ruteng Sebut Maskulinitas sangat Berpengaruh Terhadap Pembentukan Karakter 

Maskulinitas adalah konsep sosial yang merujuk pada peran, perilaku, karakteristik yang dianggap layak untuk laki-laki. 

Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/HO-IST
Mahasiswi Unika Santu Paulus Ruteng, Maria Celsiana Niga Tukan 

TRIBUNFLORES.COM, RUTENG - Mahasiswi Unika Santu Paulus Ruteng, Maria Celsiana Niga Tukan menyebut Maskulinitas sangat Berpengaruh Terhadap Pembentukan Karakter 
.
Mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia ini mengatakan Maskulinitas sering kali dihubungkan  dengan kekuatan, keberanian dan ketegasan terutama dalam diri seorang laki-laki.

Maskulinitas yang seimbang mampu membawa pengaruh positif terhadap pembentukan karakter seseorang, namun jika maskulinitas tersebut tidak seimbang atau tidak berjalan sesuai dengan konteks yang ada maka akan membawa dampak yang negatif dalam pembentukan karakter. 

Maskulinitas adalah konsep sosial yang merujuk pada peran, perilaku, karakteristik yang dianggap layak untuk laki-laki. 

 

Baca juga: Mahasiswi Unika Ruteng Kupas Kebebasan Berpikir dalam Sastra, Masa Kolonialisme-Pascakolonialisme

 

 

Maskulinitas mampu membawa pengaruh negatif dan positif didalam pembentukan karakter,namun dalam konteks ini maskulinitas juga dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti agama, budaya dan lingkungan. 

Maskulinitas  dianggap penting karena dengan adanya maskulinitas mampu memberikan kesehatan mental yang lebih baik, hubungan yang lebih kuat, dan kesuksesan yang lebih besar dalam karier seseorang terutama pada laki-laki. 

Maskulinitas dalam hal kekerasan dan agresi

Maskulinitas negatif dapat mendorong bagaimana seseorang melakukan kekerasan dan agresi sehingga individu atau seseorang melakukan tindakan yang agresif dan juga kekerasan.

Maskulinitas dalam hal kemandirian dan ketegasan

Menurut Celsy, maskulinitas yang positif dapat membantu individu bersikap mandiri dan tegas juga membantu individu semakin percaya diri dan mampu mengambil keputusan sendiri tanpa harus mempertimbangkan atau ragu terhadap keputusan yang telah di ambil. 

Namun maskulinitas yang salah membawa dampak yang negatif terhadap individu,dimana individu merasa minder atau kurang percaya diri dan merasa kurang mampu untuk mengambil keputusan yang telah di buatnya sendiri 

Maskulinitas dalam hal emosi dan empati

Ia menjelaskan, jika maskulinitas yang tidak seimbang dapat membawa pengaruh yang kurang baik dalam hal emosi dan empati, maskulinitas yang tidak seimbang membuat individu kurang peka dan kurang empatik.

Namun maskulinitas yang baik mampu membuat individu bersikap baik dan mampu mengontrol emosi juga individu mampu mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang perspektif orang lain. 

Dari ketiga konteks yang telah di jelaskan diatas kita bisa mengetahui dan mampu memahami bagaimana maskulinitas terhadap faktor-faktor yang ada di dalam kehidupan individu.

Namun disini juga akan memahami dan mempelajari bagaimana usaha yang akan di gunakan ketika maskulinitas tidak seimbang dan tidak berjalan sesuai dengan arahan.

Usaha yang bisa dilakukan yaitu dengan mengubah teori atau konsep yang lebih positif, mampu mengembangkan kesadaran akan dampak negatif dari konsep maskulinitas yang tidak berjalan dengan baik atau tidak seimbang. 

Individu juga mampu menciptakan ruang tersendiri untuk mampu mengekspresikan emosi sendiri, dengan menciptakan ruang tersendiri untuk mengekspresikan emosi individu mampu mengontrol bagaimana menghadapi lawan bicara.

Namun bisa disimpulkan bahwa untuk menemukan maskulinitas yang baik individu di berikan kesadaran mulai dari lingkungan keluarga, dimana individu perlu mengetahui bahwa karakter yang baik dimulai dari lingkungan keluarga, dimana orang tua mampu mengajarkan kepada anak tentang karakter yang baik seperti apa.

Perlu di ketahui juga diharapkan diberikan sosialisasi mengenai karakter yang baik agar individu mengetahui apa yang dapat di lakukan jika memiliki karakter yang baik. 

Dengan mengambil peran aktif dalam mempromosikan maskulinitas positif, individu tidak hanya berkontribusi pada kesetaraan gender tetapi juga membuka jalan bagi diri mereka sendiri untuk hidup secara lebih memuaskan. 

Memahami dampak-dampak ini penting untuk mengevaluasi bagaimana kita mendefinisikan dan mempraktikkan maskulinitas dalam kehidupan sehari-hari. 

Hal ini juga menjadi dasar untuk upaya menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan setara.

Mengetahui dampak-dampak ini juga memiliki tujuannya bukan untuk menghilangkan konsep maskulinitas, melainkan untuk mengembangkannya menjadi lebih inklusif, sehat, dan bermanfaat bagi semua orang.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved