Berita NTT
Profesor Intje Picauly Singgung Ekologi Pangan dan Gizi di Wilayah Lahan Kering Kepulauan
Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Prof Dr. Intje Picauly, S.Pi.,M.Si dikukuhkan menjadi guru besar.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
1.Tigginya stikma negative terkait kecukupan asupan gizi Penelitian Picauly dkk (2024) tentang stikma negative keluarga tentang kecukupan gizi. Ditemukan bahwa empat dari lima indikator variable stikma keluarga tentang kecukupan gizi mempunyai kategori buruk. Adapun indicator tersebut adalah : 1). Kebiasaan makan pagi,
2). Kebiasaan makan selingan bergizi, 3). Kebiasaan pengolahan pangan, 4). Pola konsumsi (jenis, jumlah dan frekuensi makan), dan 5). Makanan pantangan. Hasil analisis menunjukan bahwa setiap penambahan 1 skor stikma positif tentang kecukupan gizi berpeluang menurunkan kejadian stunting sebesar 0.69 kali.
2. Picauly dkk (2023) :
2.1. Keragaman pola konsumsi yang rendah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap penambahan 1 point keragaman konsumsi pangan berpeluang menurunkan kejadian stunting sebesar 1-6 kali.
2.2. Keterbatasan tenaga gizi.
Hasil penelitian menemukan bahwa setiap penambahan 1 tenaga gizi akan berpeluang menurunkan kejadian stunting sebesar 1 kali
2.3. Tingginya kajadian anemia pada ibu hamil dan remaja putri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap penurunan kejadian anemia pada ibu hamil dan remaja putri berpeluang menurunkan kejadian stunting sebesar 1-2.5 kali.
2.4. Tingginya kejadian penyakit infeksi
Hasil penelitian menunjukan bahwa setiap terjadi penurunan 1 point kejadian penyakit infeksi pada anak balita akan berpeluang menurunkan kejadian stunting sebesar 1,6 kali
2.5. Tingginya persentasi penerapan pola hidup bersih
Hasil penelitian menemukan bahwa setiap terjadi kenaikan 1 point penerapan pola hidup bersih dan sehat akan berpeluang menurunkan kejadian stunting sebesar 0.92 kali
3. Kajian literature hasil penelitian Picauly (2018-2024) tentang konsumsi Daun kelor dan hasil ikani di 18 Kabupaten dan kota kupang ditemukan bahwa :
3.1. Masih ada pantangan konsumsi daun kelor
3.2. Masih ada pantangan konsumsi hasil laut (Cumi, gurita, ikan tongkol, ikan pari, kerang)
3.3. Rendahnya konsumsi sayur daun kelor dan ikan
Hasil analisis diatas sekaligus menegaskan bahwa semua faktor penyebab stunting dapat berpeluang menjadi focus perhatian selama proses pencegahan dan penanggulangan. Faktor PERILAKU (Pengetahuan, sikap dan tindakan) menjadi kunci utama dan perlu dukungan dari pemerintah bersama tokoh-tokoh kunci lokal seperti tokoh masyarkat/adat dan tokoh agama.
Ia menjelaskan pengelolaan ekologi pangan dan gizi merupakan suatu pendekatan yang penting dalam upaya mencapai ketahanan pangan dan gizi yang berkelanjutan. Tujuan utama dari pengelolaan ekologi pangan dan gizi adalah untuk meningkatkan ketersediaan dan aksesibilitas pangan yang bergizi, serta memastikan bahwa masyarakat dapat mengonsumsi makanan yang seimbang.
Picauly dkk (2023) melakukan riset terkait pengolahan pangan lokal menjadi alternative PTM bergizi dengan mengkombinasikan pangan lokal dengan syarat : pangan selalu tersedia, harga terjangkau, mempunyai nilai penting dan bergizi yang selanjutnya produk diberi nama biskuit “IMAN” bergizi berguna bagi anak balita dan ibu hamil yang kurang gizi. IMAN artinya kependekan dari tepung Ikan Teri, tepung Daun Merungga tepung Jagung, dan Gula Lontar.
"Produk ini sudah diberikan pada anak balita di Puskesmas Ba’a Kabupaten Rote Ndao, Puskesmas Batakte, Kabupaten Kupang, dan Puskesmas Kenarilang Kabupaten Alor selama 14 hari,"ungkapnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.