Berita Lembata
Tak Sekolah 1 Tahun karena Siklon Seroja, Kini Lou Temukan Harapan Baru Lewat Voucher Pendidikan
iga tahun lalu, Lou, seorang remaja berusia 13 tahun, harus menjalani ujian hidup yang begitu berat. Badai besar yang melanda desanya di Lembata, Nusa
Anak-anak Belajar Kemandirian Lewat Voucher Pendidikan
Anak-anak dapat mengunjungi bazar ditemani oleh orang tua, staf Plan Indonesia, atau sukarelawan.
Mereka lalu menukarkan voucher dengan berbagai peralatan dan perlengkapan sekolah yang tersedia hingga 25 item, sesuai usia dan kebutuhan masing-masing.
"Voucher memungkinkan anak-anak untuk memenuhi kebutuhan mereka, memiliki martabat dan pilihan, dan mendukung ekonomi lokal. Mekanisme CVA mendorong keterlibatan lokal dan memberi setiap anak kesempatan untuk memutuskan dan menentukan kebutuhan pendidikan mereka sendiri," jelas Kornelis.
Seperti anak-anak lainnya, Lou pun memilih perlengkapannya secara mandiri. Padahal biasanya ayah Lou yang memutuskan perlengkapan sekolah apa yang akan dibeli.
"Orang tua dan kakak laki-laki saya membiarkan saya memilih dan membawa saya ke bazaar untuk mendapatkan barang-barang yang saya inginkan. Dengan voucher ini, saya bisa membeli sepatu baru, tas sekolah, seragam, alat tulis, dan buku untuk sekolah. Ini meringankan beban orang tua saya," ujarnya dengan mata berbinar.
Baca juga: Cegah Stunting, Melalui Jelajah Timur, Plan Indonesia Serahkan Infrastruktur Air Bersih di Manggarai
Tidak hanya anak-anak, orang tua juga turut merasakan manfaat dari program ini. Seperti Vinsen, seorang ayah berusia 54 tahun yang datang ke bazar untuk menukarkan voucher atas nama putrinya yang sedang sakit.
"Putri saya sakit di rumah. Dia tidak bisa datang hari ini, meskipun dia ingin. Dia menuliskan barang-barang yang ingin dia beli di selembar kertas dan memberikannya kepada saya,” tuturnya.
Cara ini dapat mendorong orang tua dan keluarga untuk lebih menghargai kemampuan anak-anak dalam mengambil keputusan, sekaligus meningkatkan kesadaran anak bahwa pendapat mereka dihargai dan didengarkan.
Tak hanya itu, mekanisme umpan balik juga diterapkan di bazar agar anak-anak dan orang tua dapat menyampaikan pandangan mereka mengenai program ini, memberikan masukan untuk perbaikan di masa depan, serta mengatasi segala permasalahan yang mungkin muncul.
Kesempatan memilih perlengkapan sekolah dari berbagai pilihan yang ada, membuat Lou merasa lebih optimis menghadapi masa depannya.
"Saya sangat senang bisa kembali ke sekolah dan menggunakan perlengkapan sekolah baru saya," ungkapnya dengan wajah ceria.
Tentang Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia)
Plan International telah bekerja di Indonesia sejak 1969 dan resmi menjadi Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) pada 2017. Kami bekerja untuk memperjuangkan pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan. Kami juga bekerja bersama kaum muda, untuk memastikan partisipasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan terkait hidup mereka.
Sebagai bagian dari Plan International Inc., Plan Indonesia memiliki program anak sponsor. Plan Indonesia telah membina 32 ribu anak perempuan dan laki-laki di Nusa Tenggara Timur, dengan lima komitmen untuk memenuhi hak dasar mereka, yaitu hak atas akta kelahiran, vaksin dasar, air bersih, sanitasi, dan kebersihan, juga pendidikan.
PLAN International
Yayasan Plan International Indonesia
Manajer Lembata Plan Indonesia
TribunFlores.com
Pendeta Ferluminggus Bako Ucap Terima Kasih untuk KTM dan Tribun Flores |
![]() |
---|
Dies Natalis Prodi Teologi, Oswaldus Ajak Mahasiswa Membangun Komitmen |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Senin 27 Januari 2025, Tidak Ada Dosa yang Tak Terampuni |
![]() |
---|
Komunitas Tionghoa Maumere Serahkan Bantuan untuk Umat GPPS Maranatha Maumere, Pendeta: Terima Kasih |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.