Guru Honorer di Sikka

Derita Guru Honorer Bergaji 300 Ribu di Sikka, Tempuh Jarak 6 KM Lewati Hutan untuk Mengajar

Sejak menjadi guru honorer pada 5 Februari 2024, setiap hari ia menempuh perjalanan 6 Kilometer

Penulis: Arnol Welianto | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/ARNOLD WELIANTO 
JALAN KAKI - Vinsensia Ervina Talluma (32) seorang guru honorer di SDK 064 Watubala di Desa Wairterang, Kecamatan Waigete Kabupaten Sikka NTT berjalan kaki sejauh 3 kilometer untuk mengajar di sekolah jarak jauh SDK 064 Watubala yang terletak di kampung Wairbukang Dusun Wodong Desa Wairterang Kecamatan Waigete Kabupaten Sikka NTT, Rabu 26 Februari 2025. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM Arnold Welianto

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Demi mencerdaskan anak bangsa, seorang guru honorer di Kabupaten Sikka NTT rela digaji hanya 300 ribu perbulan. Padahal, ia harus menempuh jarak sejauh enam (6) kilometer atau selama 3 jam ke sekolah setiap kali mengajar.

Guru honorer yang mengalami kisah pilu itu bernama Vinsensia Ervina Talluma (32). Dia mengajar di sekolah Jarak jauh Wairkubang ranting dari SDK 064 Watubala, Desa Wairterang, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, NTT.

Sejak menjadi guru honorer pada 5 Februari 2024, setiap hari ia menempuh perjalanan 6 Kilometer untuk mengajar anak- anak di dusun terpencil yang merupakan sekolah jarak jauh dari SDK 064 Watubala itu. Lokasi sekolah itu terletak di Kampung Wairbukang, Dusun Wodong, Desa Wairterang, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka.

Setiap pagi, Wanita yang akrab disapa Ervina ini berangkat ke sekolah pada pukul 06:30 Wita. Hal ini dia lakukan agar bisa sampai ke sekolah tepat Waktu.

 

Baca juga: Kas Daerah Kosong, Kekurangan Gaji PNS hingga Insentif Guru Honorer di Sikka Tidak Bisa Dibayar

 

 

Perjalanan panjang dari rumah ke sekolah tidaklah mulus, ia harus melewati hutan, mendaki bebatuan dan kadang harus menyeberang kali apabila terjadi banjir.

Saat musim hujan, anak-anak diberi tugas dan belajar di rumah karena akses ke sekolah terputus oleh banjir musiman.

Gaji 300 ribu perbulan yang diterima Ervin bersumber dari Komite sekolah yakni 150 perbulan dan dari bantuan operasional sekolah sebesar 150 ribu perbulan.

Kata dia, gaji 300 ribu perbulan tersebut tidak mencukupi biaya hidupnya sehari-hari, apalagi Ervina saat ini sudah berkeluarga. 

Untuk itu, Ervina mencari alternatif pendapatan lain seperti berjualan sembako di rumah.

"Jalan kaki menuju sekolah ini tiga kilometer jarak nya, dengan melewati hutan, kali dan melewati bebatuan, gajinya itu dari Komite dikasih dengan 150 ribu per bulan terus dari dana Bos dapat 150 ribu perbulan jadi digabung 300 ribu, kalau kondisi seperti ini untuk kami yang sudah berkeluarga memang sangat tidak cukup, tapi mau bagaimana demi anak-anak, tugas kami tetap jalankan seperti biasanya," ujarnya Rabu 26 Februari 2025.

Sekolah jarak jauh Wairbukang ranting dari SDK 064 Watubala ini terdapat 8 siswa kelas satu.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved