Pater Stef Wroz SVD Meninggal

Cerita Umat Paroki Mbata Sembunyi di Gorong-gorong Takut Pater Stef Wrosz SVD

Pater Stef Wrosz SVD, misionaris asal Polandia meninggal dunia di RSUD Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-ANTON
POSE BERSAMA - Umat Paroki Mbata, Anton Rahu pose Bersama Pater Stef Wrosz SVD saat bersua di Bandara Komodo Labuan Bajo, Manggarai Barat NTT tahun 2022. Pater Stef kini sudah meninggal dunia di RSUD Borong, Manggarai Timur, Kamis 27 Februari 2025 dini hari.  

TRIBUNFLORES.COM, BORONG - Pater Stef Wrosz SVD, misionaris asal Polandia meninggal dunia di RSUD Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis 27 Februari 2025 sekitar pukul 00.30 Wita. 

Pater Stef Wrosz meninggal pada usianya yang ke-88 tahun. 

Sebelum jatuh sakit, Pater Stef menetap di wisma Seminari Pius XII Kisol, Manggarai Timur. 

Pater Stef Wroz telah menjalankan tugas misi di berbagai daerah di wilayah Manggarai raya. 

Baca juga: Liva Jangga Kenang Momen Indah Bersama Pater Stef Wrosz di Mukun Manggarai Timur

 

Pater Stef dikenal sebagai sosok yang penuh dedikasi dalam melayani umat atau masyarakat di wilayah-wilayah terpencil di Manggarai Raya. 

Pater Stef terlahir sebagai seorang Polandia yang dikenal sebagai negara Eropa Timur yang kental Katolik dan anti-komunisme. 

Konon pada masanya, Pater Stef adalah seorang anak muda tampan yang tumbuh dikalangan berada namun terpanggil untuk memiskinkan diri lalu datang ke Flores untuk bermisi. 

Umat Paroki Santa Theresia Mbata, Anton Rahu mengaku sangat kehilangan sosok pemimpin yang idealis dan sederhana itu. 

Baca juga: Umat Stasi Neros Ceritakan saat Antar Makanan untuk Pater Stef Kuah Sayur Tumpah Semua

Menurut Anton, Pater Stef sudah sangat berkontribusi bagi pembangunan di Manggarai raya. 

Anton bercerita terakhir kali bertemu pater Stef tahun 2022 di Labuan Bajo Manggarai Barat.

"Terakhir ketemu Pater Stef tahun 2022. Waktu itu dia mau ke Jakarta. Kita ketemu di ruang tunggu bandara Komodo. Saya banyak bertanya soal perkembangan hidup menggereja umat di Manggarai. Dia bilang sejauh ini kehidupan menggereja umat sudah sangat luar biasa kehidupan sosial kemasyarakatan juga sudah sangat maju. Tidak ada lagi cerita kematian karena wabah, busung lapar karena pelayanan kesehatan hampir sudah sampai di pelosok-pelosok,"ujarnya.

Anton juga menyinggung cerita tentang Paroki Santa Theresia Mbata. Pater Stef merupakan pendiri dan pastor Paroki pertama di sana.

"Saya sempat singgung soal pater mengapa tidak lama bertugas di paroki St Theresia Mbata. Dia jawab, saya ingin lebih lama bertugas di paroki Mbata tapi, tiba-tiba pastor rekan saya yang jadi pastor paroki akhirnya dengan berat hati saya meninggalkan paroki Mbata. Intinya dia sangat baik. Saya menyesal  waktu itu dia suruh saya ke Kisol jenguk dia tapi karena kesibukan saya tidak sempat jenguk,"ujarnya.

Takut Pater Stef

Pria asal Leda Desa Rana Mbata itu juga bercerita tentang kejadian lucu saat mereka masih kecil disana. Mereka sangat takut bertemu langsung pater Stef. 

Apalagi banyak cerita dari orangtua bahwa Pater Stef itu sangat menyeramkan. Postur badan tinggi dengan kulit putih membuat anak-anak kecil ketakutan saat itu. 

"Dulu waktu kecil memang iya sangat takut dengan pater Stef karena kemana mana dia bawa dengan tasnya seperti tukang pos di motor win.  Dalam benak kami yang masih anak-anak itu berfungsi sebagai tempat untuk menaruh anak kecil yang digunakan untuk korban proyek jembatan,"jelasnya.

Ia mengaku tapi setelah di membaca bukunya Pater Stanis Ograbek ternyata itu dalam tas itu berisi hosti, teks misa dan keperluan pelayanan. 

"Betapa konyolnya kami waktu kecil, pernah dulu waktu masih SD kami baru pulang dari kebun pas jam 14.00 siang kami dengar bunyi motor di Wae Maung kami langsung lari sembunyi di bawah gorong-gorong pas motornya lewat di atasnya kami semua berdesak-desakan di dalam lubang gorong-gorong dengan kondisi ketakutan,"ujarnya.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved