Prakiraan Cuaca

Curah Hujan Tinggi Berpotensi Terjadi Awal Ramadhan, NTT Waspada Hujan Lebat 28 Februari-3 Maret

BMKG mengungkapkan memasuki awal Ramadhan, curah hujan tinggi berpotensi terjadi dan waspada wilayah-wilayah rentan terdampak cuaca ekstrem.

Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM / GG
HUJAN DI GUNUNG - Kondisi hujan di Bukit Magepanda, Sikka, Flores, NTT, Senin 24 Februari 2025. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- BMKG mengungkapkan adanya sirkulasi siklonik dan labilitas lokal yang kuat berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia, membuat potensi hujan dengan intensitas tinggi diperkirakan akan lebih persisten.

Dilansir dari laman resminya, BMKG menyebut memasuki awal Ramadhan, curah hujan tinggi masih berpotensi terjadi dan perlu diwaspadai, terutama di wilayah-wilayah yang rentan terdampak cuaca ekstrem. 

Masyarakat diimbau untuk tetap memantau informasi cuaca terbaru dari BMKG dan mengambil langkah antisipasi guna mengurangi risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, atau angin kencang.

Fenomena atmosfer di Indonesia terus menunjukkan dinamika yang kompleks dan berpotensi mempengaruhi pola cuaca dalam beberapa hari ke depan. 

Baca juga: BMKG Mencatat Kejadian Hujan Intensitas Sangat Lebat Sepekan Terakhir Terjadi di Manggarai NTT

 

 

Gelombang ekuator Rossby, Low Frequency, dan gelombang Kelvin diprediksi aktif di sebagian besar Sumatra, Jawa, Kalimantan bagian barat dan tengah, Sulawesi bagian utara, Maluku Utara, serta KepulauanPapua. 

Aktivitas gelombang ini dapat memicu peningkatan awan konvektif yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas bervariasi di wilayah-wilayah tersebut.

Tak hanya itu, analisis terbaru juga menunjukkan terbentuknya sirkulasi siklonik di Samudra Hindia, tepatnya di barat Aceh, serta di selatan Papua. 

Keberadaan sirkulasi siklonik ini menyebabkan perlambatan kecepatan angin atau konvergensi di berbagai perairan, termasuk Laut Natuna, Laut Banda, perairan selatan Sulawesi, Laut Arafuru, dan Maluku. 

Selain itu, daerah pertemuan angin  juga terdeteksi membentang di Laut Flores, Laut Banda, Laut Arafuru, hingga Papua bagian selatan. 

 

Baca juga: BREAKING NEWS: Gempa Bumi 5.2 Magnitudo Guncang di Elar Selatan Manggarai Timur NTT

 

Kondisi ini berpotensi memicu peningkatan curah hujan di wilayah-wilayah tersebut dan dapat berdampak pada aktivitas maritim serta masyarakat pesisir.

Di sisi lain, fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) yang masih aktif di Kepulauan Papua turut memperkuat dinamika atmosfer di kawasan timur Indonesia. 

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved