Warga NTT Dibunuh KKB Papua
Dibunuh KKB Papua, Keluarga Rosalia di Flores Timur NTT Minta Jenazah Dipulangkan
Rosalia berasal dari Desa Persiapan Bantala, Kecamatan Lewolema. Dia mendedikasikan diri sebagai guru di pedalaman Papua sejak
Penulis: Paul Kabelen | Editor: Nofri Fuka
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen
TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA - Kabar kematian Rosalia Rerek Sogen (30) dalam serangan brutal Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, pedalaman Papua, telah sampai ke telinga keluarga di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Rosalia berasal dari Desa Persiapan Bantala, Kecamatan Lewolema. Dia mendedikasikan diri sebagai guru di pedalaman Papua sejak tahun 2022 silam.
Menurut keluarga, Emanuel Suban Sogen (32), keluarga berfirasat buruk tentang Rosalia saat menyimak pemberitaan media massa. Waktu dan tempat kejadian yang diuraikan sesuai dengan tempatnya merantau.
Emanuel beberapa kali menghubungi nomor handphone Rosalia, namun panggilan selalu berada di luar jangkauan.
Informasi lebih kuat diperoleh keluarga dari beberapa perantau asal Flores Timur di Papua, termasuk pihak Yayasan. Kabar yang tidak pernah mereka inginkan ternyata terjadi.
"Kami coba bangun komunikasi dengan orang-orang yang ada di sana. Firasat sudah tidak tenang, ternyata kabar itu benar," ujarnya, Minggu, 23 Maret 2025.
Keluarga meletakkan foto armarhumah di depan pojok doa, kemudian mendaraskan doa sambil menitihkan air mata. Agustinus Sogen (ayah) dan Wilin Hewen (ibu) tak menyangka sang buah hati kelahiran 26 Januari 1995 itu menjadi korban kekejaman KKB.
Keluarga besar korban, termasuk warga Flores Timur secara umum, berharap jenazah Rosalia Rerek Sogen dipulangkan dan dimakamkan di kampung halamannya di Desa Bantala.
"Kami keluarga sangat memohon bantuan, tolong pulangkan almarhum," pinta Emanuel.
6 Korban OPM, Satu Tewas, Lima Menderita Luka
Pemberitaan sebelumnya, Warga Yahukimo, Papua Pegunungan membantah laporan yang beredar di media sosial tentang tewasnya enam orang dalam serangan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) atau OPM.
Melansir Tribun Papua pada 23 Maret 2025, berdasarkan pengakuan warga setempat, hanya satu korban yang meninggal dalam insiden tragis tersebut, bukan enam orang seperti yang diberitakan sebelumnya.
Informasi yang lebih akurat ini muncul setelah berbagai versi cerita beredar terkait peristiwa yang mengguncang wilayah tersebut.
"Ada korban satu orang yaitu namanya Ibu Ros. Yang lain semua selamat, (Masih Hidup,-red),” kata salah satu warga Yahukimo Paulus Pahabol pada Minggu (23/3/2025).
Paulus Pahabol bersama Pemerintah Yahukimo memantau lokasi kejadian di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Jumat (21/3/2025).
Gerombolan OPM sekaligus membakar 4 bangunan gedung sekolah dan 1 rumah guru.
Pasca kejadian, dia bersama dengan pemerintah setempat memantau lokasi kejadian, di mana terpantau lokasi sepi dan tak ada aktivitas warga.
Pahabol mengaku berupaya mengevakuasi korban jiwa.
“Kami diperintahkan untuk ke Jayapura evakuasi korban. Di sana memang situasi mencekam,” ujarnya.
Sementara itu, Tim Satgas Koops TNI Habema Kogabwilhan III mengevakuasi jenazah guru yang menjadi korban pembunuhan oleh kelompok bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan.
Korban tewas itu bernama Rosalina (30). Rosalina ditemukan tewas dengan luka mengenaskan akibat kekerasan.
Tiga orang menderita luka berat, yaitu Vidi, Cosmas, dan Tari. Semetara Tiga orang lainnya luka ringan yaitu Vanti, Paskalia dan Irmawati.
Para korban mengalami luka setelah sekolah tempatnya mengajar dibakar oleh OPM pada, Jumat tanggal 21 Maret 2025 pukul 17.00 WIT.
Letkol Inf Gustiawan, Dansatgas Rajawali II Koops TNI Habema Kogabwilhan III mengatakan evakuasi dilakukan dengan pengamanan ketat mengingat kondisi di Distrik Anggruk masih sangat rawan.
“Tim kami harus menghadapi medan berat dan potensi gangguan dari kelompok bersenjata." ujarnya.
Berkat koordinasi yang baik, jenazah korban berhasil dibawa ke Bandara Dekai Kabupaten Yahukimo untuk proses identifikasi lebih lanjut.
Selain mengevakuasi korban, aparat juga mendokumentasikan kerusakan akibat aksi pembakaran sekolah yang dilakukan oleh OPM.
Sementara itu, Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto menegaskan komitmennya dalam mendukung proses evakuasi serta menjamin keamanan di wilayah tersebut.
"Satgas Habema hadir sebagai bagian dari upaya negara dalam memastikan setiap warga negara, termasuk tenaga pendidik, dapat hidup dan bekerja dengan aman," ujarnya.
"Kami telah mengerahkan personel untuk mengevakuasi jenazah korban, serta mengamankan lokasi agar situasi tetap terkendali," ujar Mayjen TNI Lucky Avianto.
Hingga saat ini, aparat masih melakukan pencarian terhadap pelaku dan meningkatkan patroli di wilayah rawan guna mencegah kejadian serupa terulang.
Mayjen TNI Lucky Avianto juga menghimbau masyarakat agar tetap waspada dan segera melaporkan aktivitas mencurigakan demi menjaga keamanan bersama," harapnya.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Warga NTT Dibunuh KKB Papua
OPM Bakar Gedung SD di Yahukimo Papua
Rosalia Sogen
Minta Jenazah Dipulangkan
Keluarga Rosalia di Flores Timur NTT
6 Korban OPM asal NTT Tewas
TribunFlores.com
Bantah Berita 6 Korban OPM asal NTT Tewas, Warga Yahukimo Papua: Hanya 1 yang Tewas |
![]() |
---|
Lagi, OPM Sebut Ingin Bebaskan Pilot Susi Air |
![]() |
---|
Terluka Ditembak KKB Papua, Anggota Brimob Polda NTT Terima Kenaikan Pangkat |
![]() |
---|
Ini Postingan Story Bharada Bonifasius Sebelum Gugur di Tangan KKB Papua, Ingin Natal di Kampung |
![]() |
---|
Forkom LKN Adakan Doa Bersama Kenang Korban KKB Papua |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.