Jenazah Korban KKB Asal Flores Timur

Sosok Rosalia Rerek Sogen di Mata Gurunya di Flores Timur, Sangat Cerdas Matematika dan Murah Hati

Korban KKB Papua Rosalia Rerek Sogen adalah murid cerdas apa lagi tentang pelajaran matematika. Ia kini telah pergi selamanya.

|
Penulis: Paul Kabelen | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/PAUL KABELEN
CERITA-Martinus Balan (46), guru di Kabupaten Flores Timur, NTT, bercerita tentang Rosalia Rerek Sogen, Selasa, 25 Maret 2025. Rosalia, korban KKB Papua, adalah murid Martinus sewaktu korban masih SMP. 

"Bagi saya, beliau orang yang luar biasa. Beliau memilih merantau di tempat yang mungkin saja belum diketahui pasti. Atas peristiwa pembantaian oleh KKB ini, saya sebagai rekan guru dan sebagai perempuan merasa sangat sakit hati," ungkapnya.

Guru-guru berseragam PGRI memadati halaman Bandara. Sekira pukul 15.30 Wita, jenazah akhirnya tiba. Ratapan diiringi nyanyian lagu "Himne Guru" menggema di tempat itu.

Rosalia adalah guru yang dikontrak Yayasan Serafi selama 4 tahun. Belum selesai masa kontrak, ia tewas dibunuh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Kamis, 20 Maret 2025 sore.

Dalam penyerangan brutal dan tak manusiawi itu, ada enam korban lain mengalami luka-luka. Semuanya berasal dari NTT dan Rosalia adalah satu-satunya korban tewas. Hati terasa sesak saat meliput kedatangannya.

Jenazah diantar Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (PKO) Kabupaten Yahukimo, Aqso Balingga, Ketua Yayasan Serafi, Nehes Jhon Fallo, dan utusan keluarga di Papua.

Pada Rabu, 25 Maret 2024 pukul 09.00 Wita, jenazah dimakamkan secara kenegaraan di rumah duka di Desa Bantala, Kecamatan Lewolema. 

Isak Tangis

Sebelumnya, jenazah Rosalia Rerek Sogen disambut tangis ribuan manusia di pintu Bandara Gewayantana Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Selasa 25 Maret 2025 sore.

Guru-guru berseragam PGRI mengusap air mata dengan tangan saat keluarga menangis histeris sambil memeluk peti.

Jenazah diantar dengan pesawat kecil warna putih. Nama dan jenisnya tidak sempat ditanya. Terbang dari Papua ke Ambon kurang lebih 3,5 jam lalu lanjut ke Flores Timur selama 4 jam lamanya.

Rosalia Rerek Sogen adalah guru di pedalaman Papua. Dia dikontrak Yayasan Serafi selama 4 tahun, namun sebelum kontraknya selesai, dia tewas dibunuh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Kamis, 20 Maret 2025.

Dalam penyerangan brutal dan tak manusiawi itu, ada enam korban lain mengalami luka-luka. Semuanya berasal dari NTT dan Rosalia adalah satu-satunya korban tewas. Hati terasa sesak saat meliput kedatangannya.

Jenazah diantar Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (PKO) Kabupaten Yahukimo, Aqso Balingga, Ketua Yayasan Serafi, Nehes Jhon Fallo, dan utusan keluarga di Papua.

Kepada Aqso, pilot pesawat menyebutkan mereka terbang selama delapan jam untuk bisa tiba ke Flores Timur. Perjalanan memakan waktu cukup lama dengan pesawat yang dirental alias carter itu.

"Total tadi pilot bilang delapan jam. Kalau dari Tual ke Larantuka empat jam," katanya kepada awak media di rumah duka di Desa Bantala, Kecamatan Lewolema, Flores Timur, Selasa, 25 Maret 2025.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved