Kasus Pencurian di Flores Timur

Oknum Kepsek di Flores Timur Diduga Mencuri dan Jual Aset Sekolah

"Ada dugaan pencurian, yang mana pelakunya itu tidak lain adalah kepala sekolah. Kemarin malam

Penulis: Paul Kabelen | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/HO-ISTIMEWA
TKP - Salah satu lokasi atau tempat kejadian perkara (TKP) di SDK Watobuku, Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur, NTT. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA - Beredar kabar tentang oknum Kepala Sekolah (Kepsek) pada SDK Watobuku, Desa Waiula, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores, NTT, mencuri lalu menjual aset sekolah berupa seng hingga kayu balok.

Peristiwa ini menjadi buah bibir kalangan orang tua murid hingga warga di Desa Waiula. Oknum kepsek berinisial DMU itu pernah ketahuan kala mengambil balok, dibantu beberapa orang yang salah satunya sopir truk, Senin, 14 April 2025.

"Ada dugaan pencurian, yang mana pelakunya itu tidak lain adalah kepala sekolah. Kemarin malam sempat kepergok," ujar seorang sumber TRIBUNFLORES.COM, Selasa, 15 April 2025.

Sumber ini menyebut, beberapa waktu sebelumnya, terjadi aksi serupa ketika hari sudah malam. Lampu sekolah yang biasanya menyala justru dipadamkan.

 

Baca juga: 366 Siswa SMAN Negeri 2 Maumere Ikuti Ujian KTI, Ini Harapan Kepsek

 

 

Saksi yang melihatnya tak sempat menggrebek aski itu. Dia belum menaruh curiga lantaran mengira kepsek mengambil kayu untuk urusan sekolah, bukan dibawa keluar sekolah.

"Pas ketahuan baru-baru ini, akhirnya mereka mulai cerita bahwa itu hari juga pernah ambil kayu, pernah juga ambil seng," ceritanya.

Selain warga, DMU pernah ditegur salah satu tokoh masyarakat di sana bahwa perbuatannya tidak benar. Praktik ini terjadi mulai dari malam hari termasuk saat bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.

"Pernah juga sewaktu erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, ketika kampung sunyi karena warga pergi mengungsi," katanya.

Sumber itu menambahkan, masyarakat pernah membantu pihak sekolah membongkar kayu dan seng di SDK Watobuku. Kesepakatannya, barang bekas yang masih layak pakai itu akan dijual ke masyarakat dengan harga murah.

"Kepseknya bilang, nanti sama-sama rembuk untuk omong-omong lebih lanjut. Tapi dalam perjalanan tidak ada kabar, kayu-kayu itu malah diangkut oleh kepsek ke rumahnya, tidak tahu mau digunakan untuk apa," katanya.

"Kalau soal seng, pernah dibahas setelah dia kedapatan mengambil seng untuk diberikan kepada pembeli dari kampung lain. Setelah ada warga yang dapat, kepsek bersama komite dan orang tua murid rembuk lalu sepekat bahwa seng bisa dijual kepada orang tua atau para guru yang membutuhkan," sambungnya.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved