Berita NTT

Satgas Peduli Amankan 7 Warga NTT Diduga jadi Korban Eksploitasi di Batam

Satuan tugas (Satgas) NTT Peduli Kepri mengamankan 7 warga asal NTT yang diduga menjadi korban eksploitasi oleh sebuah perusahaan di Batam, Kepulauan

|
Editor: Cristin Adal
POS-KUPANG.COM/HO-DOK.MUSA MAU
AMANKAN - Satuan tugas atau Satgas NTT Peduli di Batam mengamankan 7 orang warga NTT yang diduga dieksploitasi perusahaan tanpa menerima upah sebagaimana perjanjian. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG  - Satuan tugas (Satgas) NTT Peduli Kepri mengamankan 7 warga asal NTT yang diduga menjadi korban eksploitasi oleh sebuah perusahaan di Batam, Kepulauan Riau. 

Ketua DPD Satgas NTT Peduli Kepri Musa Mau menyebut, Satgas NTT Peduli mengamankan 5 korban dari Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan 2 orang dari Kabupaten Malaka. 

"Mereka direkrut oleh PT. Tugas Mulia dari Batam melalui agen di Kupang dan Atambua, mereka dipekerjakan selama 2 tahun, tapi setelah kontrak berakhir mereka mau disuruh pulang tanpa di kasih gajinya," kata Musa, Kamis (8/5/2025 dalam pesannya di aplikasi percakapan. 

Ketua Jaringan Safe Migrant Peduli Perempuan dan Anak itu mengatakan, para korban hanya dibelikan tiket untuk kembali ke kampung halaman masing-masing tanpa diberikan upah. 

Baca juga: Polres Ende Gelar Perkara Hilangnya Uang Rp 3 Miliar di RSUD Ende di Polda NTT

Perusahaan, kata dia, berjanji akan mengirim gaji setelah korban tiba di kampung. Namun, janji perusahaan itu tidak kunjung datang. Korban sudah berupaya menghubungi tapi tidak ditanggapi perusahaan. 

"PT. Tugas Mulia ini sudah sering bermasalah  dan bahkan modus ini sering dipakai untuk menipu anak-anak kita," kata Musa. 

Musa meminta Pemerintah Daerah di NTT agar membantu pengawasan lebih ketat terhadap perusahaan ini. Demikian juga dengan masyarakat agar tidak cepat percaya dengan janji perusahaan perihal pekerjaan. 

Sebab, kata dia, persoalan yang dialami 7 korban ini bukan kali pertama. Sebelumnya, warga NTT lainnya juga sempat menjadi korban dari PT Tugas Mulia. Mereka bahkan bekerja tanpa digaji. 

"Mohon perhatian Pemerintah daerah untuk bantu awasi dan hentikan aktifitas PT. Tugas Mulia di daerah. Mohon agar jangan mudah terpengaruh dengan bujuk rayu mereka dengan iming-iming apapun," ujarnya. 

Selain PT Tugas Mulia, Musa menyebut ada beberapa perusahaan lainnya yang kerap merekrut tenga kerja dari NTT lalu dieksploitasi di Batam. 

Ia meminta agar masyarakat agar tidak terjebak dalam modus yang ditawarkan. Warga bisa mengecek status perusahaan melalui paguyuban NTT di Batam. 

"Kalau ada tawaran ke Batam, usahakan hubungi kaluarga dan tanya dulu dan pastikan kebenarannya. Jangan ikut agen karena kita akan masuk dalam perangkap utang. Cari informasi resmi dari pemerintah atau keluarga," katanya. 

Baca juga: Sinyal Asap Hitam dari Kapela Sistina Tanda Tidak Ada Paus yang Terpilih, Konklaf Lanjut Hari Ini

Biasanya, korban yang direkrut oleh perusahaan menurut Musa, dipekerjakan pada sektor rumah tangga dengan gaji yang relatif kecil, bahkan tidak diberikan. Padahal, lulusan sekolah menengah atas atau SMA bisa bekerja pada bidang industri dengan upah yang layak. 

"Untuk kasus anak-anak 7 orang yang ditangani Satgas NTT Peduli saat ini, yang 3 orang gajinya sudah berhasil diperjuangkan oleh Satgas NTT dan  sudah diserahkan kepada anak-anak tanpa potongan dan akan dipulangkan ke kampung," ujarnya.  

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved