Pengungsi Lewotobi di Flores Timur
Warga dan Pengungsi di Flores Timur NTT Kesulitan Air Bersih, Tak Bisa Masak dan Buang Air
Mulai dari memasak, mandi, mencuci, hingga urusan mendesak ke toilet. Semua kebutuhan urgen dan tak bisa ditunda ini perlu diatasi segera.
Penulis: Paul Kabelen | Editor: Hilarius Ninu
"Satu drom itu harganya Rp 15.000. Sudah mau 1 minggu ini kami sulit dapat air," ujar seorang penyintas, Maria Astiani Nona Mau.
Astiani mengeluhkan pendistribusian air ke profil tank yang semakin jarang. Terdapat tujuh profil tank sudah kosong. Biasanya, sejumlah mobil tangki membawa air bantuan Pemerintah Daerah (Pemda) Flores Timur ke posko-posko.
"Di sini poslap ada 7 profil tank, tapi biasanya mereka isi hanya 4, kadang cuman tiga. Tetapi sekarang kosong sama sekali," ungkapnya.
Demi bisa memasak dan mencuci, Astiana dan pengungsi lainnya meminta bantuan ke warga Desa Kobasoma. Parahnya lagi, air di wilayah setempat tak tersedia sejak pagi tadi.
"Tapi mereka (warga) juga tidak ada air. Sejak pagi tadi air tidak keluar," katanya.
Kegelisahan semakin terasa saat sejumlah pengungsi hendak buang air. Mereka terpaksa membeli air dari saluran air berjarak sekira 1 kilometer dari poslap. (cbl)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.