BPJS Kesehatan Ende

FRISTA: Inovasi BPJS Kesehatan di Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo, Percepat Layanan Administrasi 

Seiring dengan upaya untuk meningkatkan kualitas layanan, BPJS Kesehatan terus berinovasi dengan mengembangkan teknologi yang dapat mempermudah pesert

Penulis: Albert Aquinaldo | Editor: Ricko Wawo
TRIBUNFLORES.COM/HO.HUMAS BPJS KESEHATAN ENDE
STAF RS SILOAM - Servano Oktavianus Lerem, salah satu staf Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo, menyampaikan pendapatnya mengenai aplikasi FRISTA. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo

TRIBUNFLORES.COM, ENDE - Program jaminan kesehatan nasional yang dikelola oleh BPJS Kesehatan terus memberikan manfaat besar bagi masyarakat, terutama dalam hal kemudahan akses pelayanan kesehatan. 

Seiring dengan upaya untuk meningkatkan kualitas layanan, BPJS Kesehatan terus berinovasi dengan mengembangkan teknologi yang dapat mempermudah peserta dalam mendapatkan layanan kesehatan yang cepat dan efisien.

Salah satu inovasi terbaru yang diperkenalkan oleh BPJS Kesehatan adalah aplikasi FRISTA (Face Recognition BPJS Kesehatan), yang diluncurkan untuk mempermudah proses administrasi bagi peserta yang mengunjungi fasilitas kesehatan, seperti puskesmas, klinik, dan rumah sakit. 

Baca juga: KSP Kopdit Obor Mas Hadirkan Aplikasi Kocek, Ini Manfaatnya

 

 

Aplikasi ini memungkinkan verifikasi identitas pasien menggunakan teknologi pengenalan wajah (face recognition), menggantikan metode lama yang menggunakan sidik jari.

Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo menjadi salah satu fasilitas kesehatan yang pertama kali mengimplementasikan aplikasi FRISTA

Peluncuran aplikasi ini dilakukan pada hari Rabu (06/11), dan langsung digunakan untuk mendaftar pasien. 

Servano Oktavianus Lerem, salah satu staf Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo, menyampaikan pendapatnya mengenai aplikasi tersebut.

“Aplikasi FRISTA yang diluncurkan oleh BPJS Kesehatan ini sangat membantu mempercepat proses pendaftaran pasien. Proses verifikasinya jauh lebih praktis. Dengan adanya sistem baru ini, kami dapat melakukan administrasi dengan lebih cepat dan efisien,” ujar Servano.

Sebelumnya, Rumah Sakit Siloam menggunakan metode verifikasi melalui sidik jari (finger print). 

Baca juga: Wamenpar Tegaskan Praktik Pungli Terhadap Wistawan di Kampung Adat Ratenggaro Tidak Terulang

Namun, menurut Servano, metode tersebut sering mengalami kendala, terutama pada pasien lansia yang memiliki sidik jari sulit terbaca akibat usia atau aktivitas sehari-hari. 

Hal ini sering menyebabkan proses verifikasi menjadi lebih lama.

“Dulu, verifikasi melalui sidik jari terkadang memakan waktu lama, apalagi bagi pasien lansia. Sidik jari mereka sulit terbaca karena faktor usia. Tapi dengan aplikasi FRISTA, yang menggunakan pengenalan wajah, proses verifikasi jadi lebih cepat dan praktis,” ungkapnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA
Komentar

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved