Unika Santu Paulus Ruteng

22 Tahun Program Studi Guru Sekolah Dasar Unika St Paulus Ruteng, Transformasi Menuju Prodi Unggul

Sejak awal berdirinya, Prodi PGSD Unika Ruteng menjelma sebagai pilar utama mendidik calon guru sekolah dasar di wilayah Manggarai dan Flores.

Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM/HO-UNIKA ST PAULUS RUTENG
AKTIVITAS- Para mahasiswa Prodi PGSD Unika St Paulus Ruteng melakukan senam sehat pada Sabtu pag (21/6/2025), salah satu kegiatan merayakan HUT ke-22 Prodi PGSD di Unika St Paulus Ruteng, Kabupaten Manggarai, Pulau Flores, NTT. 

TRIBUNFLORES.COM, RUTENG- Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar atau Pordi PGSD Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu (St) Paulus Ruteng merayakan usia ke-22 tahun pada Minggu (22/6/20250.

Merayakan usia 22 tahun, Prodi PGSD Unika St Paulus Ruteng mengangkat tema: “Transformasi Berkelanjutan dan Kolaborasi Bermakna Menuju Prodi yang Unggul”.

Rangkaian kegiatan untuk merayakan ulang tahun ini dimulai sejak Sabtu (21/6/2025) dengan senam sehat, lomba tarik tambang, balap karung hingga pentas budaya Festival Caci. 

 

Baca juga: Cek Program Studi Unika Ruteng untuk Pendaftaran Mahasiswa Baru 2025/2026

 

 

Sejarah dan Perkembangan Prodi PGSD Unika St. Paulus Ruteng

Prodi PGSD Unika St. Paulus Ruteng lahir dari semangat besar untuk menyediakan pendidikan guru sekolah dasar yang berkualitas di Nusa Tenggara Timur. 

Prodi ini berdiri sejak tahun 2003 dibawa naungan STKIP St. Paulus Ruteng mulai dengan jenjang Diploma II (D-II) yang kemudian pada 2007 menjadi Sarjana (S-I).

Lembaga Pendidikan Tinggi STKIP yang menjalankan Prodi PGSD berjuang semaksimal mungkin untuk mendapatkan izinan operasional. 

Perjuangan itu membuahkan hasil yang baik, Prodi PGSD D-II mendapatkan izin dari DEPDIKNAS melalui Dirjen DIKTI dengan surat izin nomor: 1253/D/T/2003, tanggal 20 Juni 2003. 

 

Baca juga: Unika Ruteng Perkuat Agritech Berbasis Kearifan Lokal untuk Ketahanan Pangan Berkelanjutan

 

Namun niat lembaga pendidikan STKIP pada waktu itu tidak berhenti. Mereka memiliki cita-cita yang tinggi untuk membangun nusa dan bangsa melalui dunia pendidikan. 

Niat itu pun berhasil diraih ketika Prodi PGSD mendapatkan izinan untuk merubah jenjang dari Diploma II ke S1. Izinan itu tertuang melalui SK No.1950/D/T/2007 tanggal 19 Juli 2007.

Sejak awal berdirinya, Prodi PGSD telah menjelma sebagai pilar utama dalam mendidik calon guru sekolah dasar di wilayah Manggarai dan Flores secara umum

Prodi PGSD Unika Santu Paulus Ruteng memiliki sejarah yang berkaitan erat dengan perkembangan perguruan tinggi tersebut. 

Awalnya, Prodi PGSD merupakan bagian dari Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Santu Paulus Ruteng. 

Pada tahun 2019, STKIP Santu Paulus berubah status menjadi Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng.

Sejak saat itu, Prodi PGSD menjadi salah satu prodi di bawah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). 

Setelah perubahan menjadi universitas, semua program studi pendidikan dan keguruan, termasuk Prodi PGSD, berada di bawah naungan FKIP.

Sejarah Prodi PGSD di Unika Santu Paulus Ruteng merupakan bagian dari perjalanan panjang perguruan tinggi tersebut dari STKIP menjadi universitas, dengan PGSD tetap menjadi salah satu program studi unggulan dalam bidang pendidikan guru sekolah dasar.

 

Baca juga: Mahasiswa FKIP Unika Ruteng Gali Potensi Minat Membaca dan Menulis Melalui Seminar Pendidikan

 

Kolaborasi dan Transformasi Pendidikan

Ketua Prodi PGSD, Alfonsus Sam, M.Pd, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Dies Natalis ini adalah momen refleksi, kolaborasi, dan pelestarian budaya local.

“Mahasiswa kita diarahkan untuk terus bertransformasi dan terlibat dalam kolaborasi bermakna menuju masa depan mereka sebagai pendidik, peneliti, dan praktisi pendidikan dasar,”* ungkapnya.

Ia juga menekankan pentingnya memadukan nilai-nilai keilmuan, budaya lokal, dan iman Katolik sebagai identitas khas PGSD Unika Ruteng.

Solidaritas dan Harapan Besar

Ketua HMPS PGSD periode 2024/2025, Hendrikus Balzano Garum (Erik), menilai kegiatan Dies Natalis sangat bermanfaat dalam membangun solidaritas antargenerasi.

“Dies Natalis ke-22 ini menjadi momentum penting untuk mempererat silaturahmi antara mahasiswa, dosen, dan alumni” Ujarnya.

Erik juga menyampaikan bahwa rangkaian kegiatan Dies Natalis PGSD ke 22 itu memicu kreativitas mahasiswa di luar kegiatan akademik.

Ia berharap ke depannya, PGSD mampu menjadi prodi rujukan nasional dalam mencetak pendidik SD yang unggul, profesional, dan berdaya saing global.

Warisan Budaya sebagai Media Pendidikan Karakter

Sementara Yosef Firman Narut, moderator HMPS PGSD menyampaikan Rangkaian kegiatan Dies Natalis juga dimeriahkan oleh Festival Caci, yang dihadirkan dalam format edukatif. 

“Tradisi adu seni dan keberanian ini mengajarkan nilai sportivitas, kehormatan, dan rekonsiliasi nilai yang selaras dengan visi Prodi PGSD dalam membentuk karakter pendidik masa depan” tegasnya.

Ia juga menyebutkann bahwa festival budaya ini sekaligus memperkuat akar lokalitas PGSD sebagai institusi pendidikan berbasis nilai dan budaya Manggarai.

Menuju Prodi yang Unggul dan Relevan dengan Zaman

Perayaan Dies Natalis ke-22 bukan hanya sebuah seremoni tahunan, tetapi juga tonggak reflektif dan strategis untuk membawa Prodi PGSD ke arah yang lebih unggul dan adaptif terhadap dinamika zaman. 

PGSD terus berkomitmen untuk menyelaraskan pengembangan akademik dan karakter, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai lokal dan semangat pelayanan pendidikan.

Puncak dari seluruh rangkaian kegiatan Dies Natalis PGSD ke 22 itu ditutup dengan Perayaan Ekaristi kudus  pada 22 Juni 2023.

(Penulis: Selvianus Hadun/Unika St Paulus Ruteng)


Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved