Renungan Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 14 Juli 2025, Mempersatukan Umat Kristiani

Mari simak renungan harian Katolik Senin 14 Juli 2025. Tema renungan harian Katolik mempersatukan umat Kristiani.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-ARJAN
RENUNGAN HARIAN KATOLIK - Gereja Katolik Yesus Kerahiman Ilahi, Aeramo di Kabupaten Nagekeo.Mari simak renungan harian Katolik Senin 14 Juli 2025. Tema renungan harian Katolik mempersatukan umat Kristiani. 

Barangsiapa menyambut kalian, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus aku.

Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang yang benar sebagai orang benar, ia kan menerima upah orang benar.

Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu, sungguh ia takkan kehilangan upahnya."

Setelah Yesus selesai mengajar keduabelas rasul-Nya, Ia pergi dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Hari Senin 14 Juli 2025

Bapak, ibu dan saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus.

Dalam Bacaan Injil Matius 10:34-11:1 hari ini mengisahkan tentang Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang

Akal budi dan nurani

Mengapa Tuhan membandingkan manusia dengan binatang? Padahal manusia adalah ciptaan mulia, gambar Allah yang melampaui semua makhluk ciptaan lainnya.

Justru itulah yang memedihkan hati Allah. Perilaku bangsa Israel, yang adalah umat pilihan-Nya, tidak mencerminkan sama sekali kemuliaan Allah. Sepertinya tingkah laku mereka memperlakukan Allah tidak memakai akal budi dan nurani.

Kalau binatang yang hanya hidup dari naluri hewani saja tahu siapa majikannya, masakan manusia tidak mengenal Allah, Sang Pencipta dan Pemiliknya? Di mana akal budi manusia tatkala memilih membelakangi Tuhan, alih-alih menyembah Tuhan? Bahkan umat Israel memilih menyembah ilah-ilah palsu.


Di manakah nurani umat Allah? Bukankah seharusnya setiap pukulan kasih Allah diterima untuk memperbaiki diri dan tulus menyembah Dia. Namun mereka menipu Allah dengan persembahan kurban yang tidak tulus, seakan-akan sesajen untuk menyuap Allah.

Betapa mereka hidup dalam kepalsuan. Di rumah Tuhan ibadah begitu semarak, tetapi di luar mereka menindas sesama dan mencelakakan orang-orang yang tidak berdaya. Yesaya menyamakan perilaku umat Tuhan seperti penduduk Sodom dan Gomora yang hatinya sama sekali tidak peka akan kenajisan hidup yang menyakitkan hati Allah. Tidak berlebihan kalau hukuman dahsyat dirancangkan Allah atas mereka.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved