Flores Bicara
SMAN 1 Waigete Sikka Gratiskan Biaya Pendidikan Bagi Siswa dari Keluarga Tidak Mampu Mulai Juli 2025
SMAN 1 Waigete di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menggratiskan biaya pendidikan bagi siswa dari keluarga tidak mampu.
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- SMAN 1 Waigete di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menggratiskan biaya pendidikan bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu mulai Juli 2025.
Program sekolah gratis ini bersumber dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Program Indonesia Pintar (PIP).
Hal ini disampaikan Pelaksana Tugas atau Plt Kepala SMAN 1 Waigete, Abdon Don Weris dalam talkshow Flores Bicara TribunFlores.Com, Jumat (18/7/2025).
"Kami akan laksanakan sesuai aturan yang ada dan sesuai dengan kebutuhan para peserta didik," kata Abdon.
Baca juga: Tiga Pesan Penting untuk 113 Peserta Didik Baru SMAN 1 Waigete yang Ikut MPLS
Dia menyebut, sekitar 50 peserta didik di sekolah itu dari keluarga tidak mampu di antaranya, anak yatim piatu, piatu dan anak terlantar mengikuti program ini mulai Juli 2025.
"Untuk sekarang data yang kami himpun ada 50 peserta didik, mereka berasal dari berbagai desa di sekitar Kecamatan Waigete, termasuk wilayah pesisir dan pegunungan yang aksesnya cukup menantang, ada pun yang berasal dari luar Kecamatan Waigete,"kata Plt Kepala SMAN 1 Waigete ini.
Kata Abdon, keberhasilan pendidikan tidak hanya diukur dari nilai rapor tetapi dari kesempatan yang sama mendapatkan pendidikan yang berkualitas bagi semua anak.
"Kami berencana ke depannya tidak hanya anak yatim piatu melainkan semua anak, karena bagi kami semua anak ini memiliki hak yang sama di dunia pendidikan,"ungkapnya.
Baca juga: Dua Siswa SMAN 1 Waigete Raih Juara 1 Lomba Fashion Show Unipa Expo 2025
Selain itu, Plt Kepala SMAN 1 Waigete ini berharap program bebas biaya pendidikan keluarga tidak mampu ini benar-benar tepat sasaran dan membantu siswa.
Hal ini ia melihat kisah hidupnya saat masih bersekolah. Ia juga datang dari keluarga sederhana dengan keterbatasan ekonomi setelah sang ayah meninggal dunia, sementara ibunya pergi merantau.
"Saya tahu rasanya sekolah dengan segala keterbatasan. Dulu saya juga anak dari keluarga sederhana, karena keterbatasan ekonomi ayah saya pergi meninggal kan saya dan saudara, serta ibu kami untuk pergi merantau, dengan kisah hidup ini akhirnya saya harus dibesarkan dan dibiayai orang lain hingga suskes. saya tahu rasanya, hidup ditinggal orangtua dan yang kadang kita harus berjuang sendiri," ujar Abdon.
Dia menjelaskan program ini mencakup pembebasan iuran komite bagi siswa tidak mampu, bantuan seragam sekolah, serta penyediaan belajar hingga memastikan akses transportasi bagi siswa terjauh ke sekolah.
Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.