Berita TTS
Dosen FKM Undana Kupang dan Mahasiswa Bikin Rukom Stunting di Oinlasi TTS NTT
Tema PKM penguatan perilaku pangan, gizi dan kesehatan masyarakat melalui Penerapan Inovasi Rumah Komunikasi Stunting
TRIBUNFLORES.COM, SOE - Sejumlah dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang melaksanakan pengabdian kepada masyarakat (PKM) di Polindes Oinlasi, Kecamatan Molo Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT).
Mereka diantaranya, Prof. Dr. Intje Picauly, M.Si, Dr. Marni, SKM, M.Kes, Soleman Landi, SKM,. M.Sc, Agus Setyobudi, SKM., M.Kes, Grouse Oematan, SKM., M.Kes dan
10 orang mahasiswa lintas fakultas FKM, Faperta, Fisip dan Hukum.
Tema PKM yaitu penguatan perilaku pangan, gizi dan kesehatan masyarakat melalui Penerapan Inovasi Rumah Komunikasi Stunting (Rukom Stunting).
Jenis kegiatan diantaranya, kebun gizi, pojok literasi dan KIE elektronik dengan targetnya semua keluarga rentan stunting (ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas, Balita, dan remaja putri, WUS dan PUS).
Baca juga: 2 Mahasiswi FKM Undana Kupang Edukasi Pencegahan Kekerasan Seksual di SMK Negeri 5 Kota Kupang
Ketua kegiatan PKM, Prof. Dr. Intje Picauly menyatakan Kabupaten TTS merupakan salah satu kabupaten yang mempunyai prevalensi stunting mengalami peningkatan di tahun 2024.
Data hasil pengukuran E-PPGBM per Agustus 2023 sebesar 22.3 persen kemudian meningkat menjadi 36.5 persen di tahun 2024.
Hasil penelitian dan evaluasi status kesehatan masyarakat wilayah Kabupaten TTS menunjukkan perubahan peningkatan prevalensi stunting di Kabupaten TTS lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tingginya angka penyakit infeksi menular, tingginya kasus anemia pada remaja putri dan ibu hamil, rendahnya pola konsumsi pangan yang beragam, lemah dalam praktik pola asuh ibu yang tepat baik pola asuh makan dan sanitasi higiene individu. Tiga faktor utama yang cukup berpengaruh adalah perilaku ibu terkait pangan dan gizi, tingkat pengetahuan gizi dan faktor kemiskinan.
Prof Intje menegaskan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan perilaku masyarakat terkait pengetahuan tentang pangan dan gizi, persepsi atau sikap tentang pangan dan gizi serta tindakan terkait pangan dan gizi melalui edukasi elektronik dan pojok literasi.
Selain itu, untuk meningkatkan asupan gizi keluarga risiko stunting (ibu hamil, ibu menyusui, anak balita dan remaja putri) melalui kebun atau dapur gizi yang berisikan kolam ikan lele dengan hidroponik sayuran (kangkung dan selada).
"Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dimulai dengan melakukan survei awal dengan fokus data tingginya prevalensi stunting,"ungkap Prof Intje Selasa 29 Juli 2025.
Prof Intje menyebutkan menurut data dan rekomendasi dari Dinas Kesehatan TTS jatuh pada Desa Oinlasi Kecamatan Molo Selatan, Kabupaten TTS.
Dimana pada tahun 2024 prevalensi stunting sebesar 39.2 persen terus meningkat ditahun 2025 per bulan Maret sebesar 52,3 persen.
Data hasil pengukuran tersebut sangat tinggi jika melihat posisi Desa Oinlasi Kecamatan Molo Selatan merupakan desa yang lebih dekat dengan ibu kota kabupaten TTS yaitu kota Soe.
"Posisi atau letak Desa Oinlasi menggambarkan keterjangkauan masyarakat dengan sumber informasi dan sarana prasarana yang lebih memadai dibandingkan masyarakat didesa lain. Namun kenyataannya tidak demikian,"jelasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.