Berita Sikka

Retret Keluarga Katolik:  Memaknai 25 Tahun Imamat Pater Maximus Manu SVD yang Penuh Berkat

"Jadi dimana kita harus kembali ke posisi sebagai umat Katolik, sebagai keluarga Katolik yang meneladani keluarga

Penulis: Nofri Fuka | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/NOFRI FUKA
FOTO BERSAMA - Suasana foto bersama usai kegiatan retret di Aula Camilian Center Maumere, Kabupaten Sikka, dalam rangka memaknai perayaan syukur 25 Tahun Imamat Pater Maximus Manu SVD, 10 Agustus 2025. 

Pastor yang sering disapa Poto Sola ini membeberkan bahwa zaman sekarang keluarga semakin terbuka. Dalam artian, ikatan emosional antara orang tua dan anak pada keluarga tertentu tidak kuat .

 

P. Syrianus Poto Sola SVD sedang memberikan materi.
P. Syrianus Poto Sola SVD sedang memberikan materi. (TRIBUNFLORES.COM/NOFRI FUKA)

 

"Orang tua keluar negeri, sementara anak tinggal dengan kakek nenek di kampung dan hasilnya adalah terjadi pola pengasuhan terhadap anak yang tidak teratur," ucapnya.

Pentingnya Revolusi Mental

Untuk itu, Pater Poto Sola SVD menekankan pentingnya revolusi mental dalam keluarga terkhusus bagi seorang anak. Menurut beliau, revolusi mental tidak hadir secara alamiah baik dari dalam atau luar diri melainkan dibentuk secara bertahap.

"Karena itu, di negara maju sangat menekankan TKK Golden Age itu, di situ anak 0-6 tahun bagaimana dijaga, dirawat. Jika anak masih kecil tidak dirawat dengan baik anak itu bisa bermasalah. Jangan harap anak setelah besar itu baru dibentuk, itu tidak bisa itu, dia sudah mengeras," jelasnya.

Pembentukan karakter sejak dini sangatlah penting. Dan, hal ini sudah dilakukan oleh negara-negara maju seperti Taiwan, Korea, Jepang.

Realitas di NTT Saat Ini

Bagi Poto Sola, saat ini para calon tenaga kerja dari NTT yang merantau keluar daerah sulit diterima.

Bukan soal kualitas pemikiran yang ditolak namun kecerdasan mengolah emosi terkadang menyebabkan orang NTT tidak diberi tempat atau diizinkan untuk mengais rejeki di tanah orang.

Menurut Poto Sola, orang NTT pintar. Yang menjadi soal adalah karakter, Disiplin, kerja, tekun, jujur, kerja dalam tim dan mengontrol emosi.

Maka ia berharap, pemerintah dapat terlibat aktif memperhatikan hal-hal kecil seperti ini.

"Meski teknologi sekarang sudah maju, karakter itu tidak bisa didapatkan di internel atau AI. Karakter itu tumbuh dalam keluarga," pungkasnya.

Keluarga yang Berpusat pada Kehendak Allah

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved