Gunung Lewotobi
Gunung Lewotobi Alami 3 Kali Tremor Non-Harmonik 1 Kali Gempa Vulkanik Dalam
Selama 6 jam terakhir Gunung Lewotobi Alami 3 Kali Tremor Non-Harmonik 1 Kali Gempa Vulkanik Dalam.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
“Data kegempaan mengindikasikan tren penurunan aktivitas vulkanik menuju kestabilan jangka pendek, dengan dominasi gempa dangkal dan gempa permukaan,” ujar Wafid dalam keterangannya, Minggu dikutip dari Kompas.Com.
Ia menjelaskan penurunan signifikan pada gempa embusan menunjukkan berkurangnya tekanan dari dalam.
Sementara itu, lubang diatrema tidak ada sumbatan sehingga menghasilkan asap tipis hingga tebal dengan tekanan lemah hingga sedang.
Gempa letusan mengalami penurunan cukup signifikan, sedangkan tremor harmonik, tremor non-harmonik, dan gempa low frequency masih mendominasi, namun trennya menurun.
Wafid mengatakan tidak terekam gempa vulkanik dangkal, menandakan tidak ada sumbatan di kedalaman dangkal.
Sehingga, sistem berada dalam fase sistem terbuka (open system) yang memungkinkan pergerakan magma dan gas tanpa hambatan berarti.
Selain itu, jumlah gempa vulkanik dalam juga menurun, mengindikasikan suplai magma baru dari kedalaman berkurang.
Pemantauan deformasi menggunakan tiltmeter pasca-erupsi 1 Agustus 2025 menunjukkan pergerakan yang mulai stabil.
Sumbu X yang sebelumnya mengalami penurunan tajam sejak pertengahan Mei kini melandai dan stagnan.
Sedangkan sumbu Y yang sempat naik hingga akhir Juli bergerak datar dengan sedikit fluktuasi.
“Pola ini mengindikasikan fase relatif stabil atau jeda aktivitas jangka pendek, meski masih ada indikasi suplai magma baru dengan laju lambat,” kata dia.
Data GNSS pada periode yang sama memperlihatkan perlambatan pengangkatan (uplift) hingga cenderung stagnan.
Kondisi tersebut menandakan sebagian material sudah keluar dan tubuh gunung mengalami deflasi.
Meskipun suplai magma dari kedalaman masih terjadi, pergerakannya menuju zona dangkal berkurang dan belum ada suplai besar yang signifikan.
Wafid menambahkan hingga 9 Agustus 2025, tidak terdeteksi tanda inflasi cepat, sehingga sistem berada pada fase pelepasan tekanan dengan potensi erupsi skala kecil hingga sedang atau freatik.
“Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh dari pemantauan visual dan instrumental, maka tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki diturunkan dari level IV awas menjadi level III siaga terhitung tanggal 10 Agustus 2025 pukul 15.00 Wita,” tandasnya.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.