Erupsi Gunung Lewotobi Laki laki

Kemenag Flores Timur NTT Siapkan Lahan Kosong untuk Digarap Penyintas Lewotobi

Jumat (15/08/25) pagi, wajah-wajah penyintas korban erupsi Gunung Lewotobi tampak sumringah di lokasi budidaya

Penulis: Paul Kabelen | Editor: Ricko Wawo
TRIBUNFLORES.COM/PAUL KABELEN
LAUNCHING-Kanwil Kemenag NTT, jajaran Kemenag Flores Timur, Kemenag Lembata, Kemenag Sikka, dan petani penyintas erupsi Gunung Lewotobi, melaunching penanaman perdana budiyana hortikultura dan ikan air tawar, Jumat, 13 Agustus 2025.    

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA-Jumat (15/08/25) pagi, wajah-wajah penyintas korban erupsi Gunung Lewotobi tampak sumringah di lokasi budidaya hortikultura dan ikan air tawar, Desa Konga, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, NTT.

Lahan luas yang semulanya tumbuh rumput liar itu perlahan-lahan berubah dengan tunas-tunas sayuran yang mulai muncul melalui onggokan bedeng. 

Pemberdayaan terhadap tiga kelompok petani penyintas, Ohe Pore, Ola Take, dan Peten Lewo itu terus berjalan berkat pendampingan intens penyuluh agama katolik di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Flores Timur, NTT.

Tiga kelompok tani didominasi warga Desa Hokeng Jaya dan Desa Boru di Kecamatan Wulanggitang. Mereka mengungsi di posko dan hunian sementara, tidak jauh dari lahan garapan seluas 0,25 hektar milik, Laurensius Pito Ama Soge, warga Desa Konga.

 

Baca juga: ITB dan STIPER Flores Bajawa Tingkatkan Nilai Tambah Sumber Daya Lokal di Kabupaten Ngada

 

 

Di atas lahan itu, mereka menanam beragam jenis tanaman, seperti sawi, kangkung, tomat, pare, cabai, kacang panjang, dan masih banyak jenis tanaman lainnya. Tomat dan sawi tinggal menanti hari panen.

Kebersamaan semakin terasa saat dimulai launcing penanaman perdana, yang dihadiri Pelaksana Tugas (Plt) Kakanwil Kemenag NTT, Isak Sulaiman, Kakan Kemenag Flores Timur, Yoseph Aloysius Babaputra, Kakan Kemenag Sikka, Yosef Rangga Kapodo, dan Kakan Kemenag Lembata, Jamaludin Malik.

Aloysius Babaputra mengatakan, ikhtiar dalam pemberdayaan ini muncul karena kegelisahan. Dia dan para ASN Kemenag Flores Timur juga prihatin atas situasi sulit petani penyintas saat erupsi berkepanjangan.

"Saya bersama teman-teman seluruh ASN gelisah melihat saudara dan saudari penyintas, yang hanya duduk diam. Entah merenung atau mengutuk waktu, atau memang tidak ada lagi untuk dipikirkan. Semua karena bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki," katanya.

Kemenag Flores Timur juga merekam jeritan pengungsi di posko terpusat maupun mandiri, yang diberi bantuan makanan namun ditekan biaya pendidikan. Sementara pendapatan tak stabil bahkan merosot. Erupsi menghanguskan komoditi petani yang kebunnya berada di zona bahaya.

"Karena itu kami berkomitmen untuk berbuat sesuatu, dan menggeser kegelisahan mereka menjadi motivasi agar terus semangat," ucap Aloysius.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved