Aktivitas Gunung Lewotobi Laki laki

Gunung Lewotobi Kembali Awas, Suplai Magma Naik Perlahan ke Bagian yang Lebih Dangkal

Pemantauan deformasi dengan tiltmeter menunjukkan pengembungan yang cukup besar pada tubuh gunung, yang berpotensi memicu erupsi eksplosif. 

Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM/HO-PGA LEWOTOBI LAKI-LAKI
AKTIVITAS GUNUNG MENINGKAT- Visual letusan Gunung Lewotobi Laki-laki terlihat jelas hingga tertutup kabut 0-I. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tebal tinggi sekitar 300-500 meter dari puncak, Sabtu (16/8/2025). 

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA- Aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) meningkat.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menaikan status Gunung Lewotobi Laki-laki dari Level III atau Siaga menjadi Level IV atau Awas terhitung tanggal 16 Agustus 2025 pukul 08.00 Wita. 

Dalam laporan khusus perubahan tingkat aktivitas tersebut, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut dengan intensitas sedang. 

Teramati asap kawah utama berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis, sedang hingga tebal tinggi sekitar 50-1000 meter dari puncak.  Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah hingga sedang ke arah utara, timur laut, barat daya, barat dan barat laut. 

 

Baca juga: Aktivitas Kegempaan Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur Meningkat, Waspada Letusan Eksplosif

 

 

 

 

Suhu udara sekitar 15-32°C. Terjadi Letusan dengan tinggi 800-900 meter dari puncak, kolom abu letusan berwarna kelabu. Terjadi Guguran, namun secara visual, jarak dan arah luncuran tidak teramati.

Data kegempaan

Data kegempaan dari tanggal 8-15 Agustus 2025 yaitu 7 kali gempa Letusan, 4 kali gempa. Guguran, 43 kali Gempa Hembusan, 3 kali gempa Tremor Harmonik, 215 kali Gempa Tremor Non-Harmonik, 43 kali Gempa Low Frequency, 24 kali Gempa Vulkanik Dalam, 6 kali Tektonik Lokal, dan 61 kali Gempa Tektonik Jauh.

Data kegempaan menunjukkan peningkatan bertahap di kedalaman dangkal, terlihat dari naiknya aktivitas gempa tremor non-harmonik. 

Erupsi terakhir terjadi pada 9 Agustus 2025, dan hingga laporan ini dibuat belum ada erupsi susulan. Kondisi ini mengindikasikan adanya tekanan yang tertahan di dalam gunung, yang jika tekanannya tinggi dapat memicu erupsi eksplosif. 

 

Baca juga: Pengungsi Gunung Lewotobi Kembali ke Kampung untuk Panen Sisa-sisa Kelapa di Kebun

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved