Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Ryan Tapehen
TRIBUNFLORES.COM,OELAMASI-Kehidupan rumah tangga pasangan Raflim Meo dan Nuryati Seran di Kelurahan Buraen, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang berubah total setelah Raflim berprofesi tukang kayu mengalami kecelakaan kerja beberapa tahun silam..
Musibah itu membuat Raflim tidak bisa lagi beraktifitas sebagaiman biasanya setelah beberapa tahun mereka membangun rumah tangga. Sejalan waktu, Raflim berhasil membiayai pendidikan Nuryati menyelesaikan pendidikan sarjana guru sekolah dasar.
Dikarunia dua orang anak, kehidupan Raflim dan Nuryati sangat pas-pasan. Bahkan seringkali mengalami kekurangan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Rumah tangga Raflim dan Nuryati kini menjadi buah bibir karena berhasil menghantar anaknya Caesar Archangel Hendrik Meo Tnunay akrab disapa Nono meraih juara satu dunia kompetisi matematika Abacus Bain Gym (ABG) 2022.
Baca juga: Cerita Pria Asal Maumere Melawan Rasa Takut Merawat Orang Gangguan Jiwa di Kota Kupang
Ditemui di kediamannya, Jumat 20 Januari 2023, Raflim yang ditemani Nuryati dan kedua anaknya menceritakan kisah dibalik suksesnya membangun keluarga.
Menjadi tukang dan menghidupi keluarga serta menyekolahkan istri dan anak-anak bukan suatu hal yang mudah ditengah hidup yang pas pasan. Beruntung setelah 2016, Nuryati diterima sebagai tenaga kontrak daerah dan ditempatkan di SDN Buraen 2 di Desa Retraen.
Meskipun Nuryati sudah mendapat pekerjaan baru, tak menyurutkan Raflim mencari uang bagi keluarganya meksi keadaanya tak lagi seperti sediakala mengalami musibah.
Pada bulan Oktober 2020 sebuah pekenalan singkat dengan CEO ABG di Indonesia menawarkan Nono mengikuti seleksi kompetisi Matematika . Si bungsu Nono lolos seleksi kejuaraan matematika tingkat dunia.
Baca juga: Tahun Politik, Rumah Ibadah di Kota Kupang Harus Steril Aktivitas Politik
Prestasi ini mendorongnya keduanya menumpahkan perhatian untuk Nono. Mereka terus meluangkan waktu dan mendampingi Nono hingga berhasil menyabet juara tiga di tahun pertamanya mengikuti ajang tersebut.
Semenjak kejak kecil, Nono merupakan anak super aktif. Dia suka bermain sesama teman sebaya namun tertib dalam membaca dan menulis karena kedua orangtuanya sangat disiplin.
"Dia sejak kecil itu sangat aktif, suka lari sana-sini bermain dengan teman-teman, tapi kami tetap tetapkan disiplin buat dia" cerita Nuryati
Banyak suka duka dirinya lalui demi kesuksesan anaknya mulai dari kesulitan biaya pulsa agar Nono bisa mengakses jaringan mengerjakan soal.
Baca juga: Tahun 2024 Urusan Perizinan di Pemkot Kupang Digitalisasi
Meskipun dalam kondisi keuangan yang tidak stabil terpaksa sebagai orang tua mereka harus menuruti kemauan Nono untuk ikut kursus, termasuk dibelikan buku bacaan.
"Nono ini rasa ingin tahu sangat tinggi jadi dia paksa kami harus ikut kursus. Terpaksa kami turuti saja kemauannya biar semangat belajar tidak redup," pungkas Nuryati.