Semana Santa 2023

Semana Santa Larantuka, Mengenal Lakademu Pemanggul Peti Yesus Kristus

Editor: Hilarius Ninu
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapela Tuan Ana di Kelurahan Larantuka, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores, Kamis 30 Maret 2023.

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA-Tradisi Semana Santa Larantuka, devosi sakral katolik di Kabupaten Flores Timur punya cerita tentang peran Lakademu, pemanggul peti Tuan Ana atau patung Yesus Kristus saat Jumat Agung.

Menurut Prokurador Konfreria Reinha Rosari Larantuka, Valentinus Koten (59), Lakademu ditugaskan mengarak peti Yesus Kristus dari Kapela Tuan Ana mengelilingi sembilan armida atau perhentian yang jaraknya sekitar dua kilo meter.

"Khusus Tuan Ana itu Lakademu yang pikul saat prosesi Jumat Agung, sementara Tuan Ma tugasnya Konfreria," katanya kepada wartawan di Kapela Tuan Ma, Kamis 30 Maret 2023.

Menurutnya, tugas Lakademu berjumlah empat orang seperti kisah Simon Sirene yang membantu Yesus memanggul salib. Perlu persiapan batin dan fisik sebelum mengarak sang penebus dosa yang diiringi nyanyian ratapan.

 

Baca juga: Semana Santa 2023, Mengenal Konfreria saat Semana Santa Larantuka di Flores Timur NTT

 

 

Saat menahan dahaga haus dan situasi urgen lainnya, Lakademu tidak boleh mengeluarkan kata-kata keluhan. Mereka cukup membatin sembari memohon kekuatan seperti niatnya sejak awal.

"Kalau ada gangguan juga mereka berdoa. Mereka pernah cerita saat pikul kadang rasa ringan, cukup berat, bahkan sangat berat," katanya seperti kesaksian beberapa Lakademu di tahun sebelumnya.

Selain kesiapan batin dan fisik, syarat berikutnya yaitu tinggi badan harus sejajar agar peti Yesus seimbang saat diarak keliling Armida.

Setiap tahun, kata Valentinus, calon Lakademu mengajukan lamaran ke pengurus Konfreria Reinha Rosari Larantuka. Identitas pelamar tidak diinformasikan secara gambalang dan hanya diketahui konfreria.

Dari sekian pelamar, hanya ada empat orang yang dipilih menjadi Lakademu. Beberapa diantaranya pernah mengenakan jubah putih dengan topi merah kerucut tiga tahun berturut-turut.

"Lakademu sudah ada, tapi hanya kami saja yang tahu. Ketika mendekat hari baik begini, kami sudah bertemu denhan mereka tapi waktunya disiapkan khusus," ungkapnya.

Ia menerangkan, alasan kuat menjadi Lakademu karena ingin menyampaikan terima kasih dan permohonan maaf secara nyata. Banyak orang bersaksi harapannya dikabulkan usai mengikuti devosi sakral itu.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News