Wisata Flores

Liburan ke Nagekeo, Ini 7 Rekomendasi Tempat Wisata yang Wajib Dikunjungi, Unik dan Menarik

Penulis: Gordy Donovan
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PESONA KINDE - Pulau Kinde (Cinde) terletak di Desa Kinde Kecamatan Wolowae. Dari Kota Mbay memakan waktu sekitar 1,5 jam perjalanan. Pulau indah di hamparan birunya lautan yang punya banyak kisah sehingga bebatuan di pulau kecil ini lebih mirip bebatuan gunung api purba.

TRIBUNFLORE.COM, MAUMERE - Nagekeo merupakan satu diantara Kabupaten yang berada di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Ibu Kota dari Kabupaten Nagekeo yaitu, Mbay.

Kabupaten Nagekeo memiliki sejumlah destinasi wisata unggulan yang layak dikunjungi.

Berikut ini adalah 7 rekomendasi tempat wisata yang unik dan menarik serta layak dikunjungi jika anda berlibur ke Nagekeo.

Baca juga: Bule Prancis Kunjungi Kampung Pajoreja hingga Mendaki Ebulobo, Wisatawan Kagumi Pesona Alam Nagekeo

 

Ada traking naik gunung Ebulobo, wisata umat Muslim, Kampung adat, hiburan di pantai untuk melepas penat.

Isi waktu liburan dengan keseruan berwisata, healing, belajar tentang adat dan budaya serta fun di mangrove dan pantai Menikmati kicauan Mocking Bird, burung yang dapat menirukan 1000 jenis suara dan pemandangan spektakuler selama perjalanan ke puncak Gunung Ebulobo (Emburombu atau Puncak Nagekeo).

1. Gunung Ebulobo

Gunung Ebulobo, juga dikenal sebagai Emburombu atau Puncak Nage Keo, adalah gunung stratovolcano yang terletak bagian selatan dari Kabupaten Nagekeo di Pulau Flores Nusa Tenggara Timur, Indonesia.

Gunung Ebulobo menjulang di atas Kecamatan Boa Wae, yang terletak di bawah lereng barat laut gunung tersebut.

Bentuk gunung simetris dengan ketinggian 2124 m, dengan bagian atas kubah lava berbentuk datar.

Sejarah letusannya, yang tercatat sejak 1830, antara lain berupa lelehan lava di lereng utara serta letusan-letusan eksplosif pada puncak kawahnya.

Puncak Gunung Ebulobo di Nagekeo

2. Mata Air Wudhu Pajoreja

Tempat wisata ini terletak di Desa Ululoga, Kecamatan Mauponggo.

Berdasarkan kisah tokoh masyarakat setempat, tahun 1823 Ine Buka Oma yang masih menganut islam, berwudhu di Kuyu, Kampung Pajo yang lama, di mata air yang kala itu menjadi sumber air bagi warga Kampung Pajo.

Mata air tersebut masih ada sampai sekarang dijaga dengan baik oleh masyarakat Pajoreja.

Halaman
1234