Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon
TRIBUNFLORES.COM, KEFAMENANU - Badan Legislatif Mahasiswa (BLM) Universitas Timor (Unimor) merayakan Hari Sumpah Pemuda tahun 2024 dengan cara unik.
Mereka secara tegas menyatakan sikap dengan tegas menolak pengalihan status Cagar Alam Mutis menjadi Taman Nasional.
Kepada POS-KUPANG.COM, Rabu, 30 Oktober 2024, Ketua Badan Legislatif Mahasiswa Unimor, Ian Obe mengatakan, mereka menolak peralihan status Cagar Alam Mutis berdasarkan surat keputusan Menteri lingkungan hidup KLHK nomor 946 THN 2024.
Menurutnya, peralihan status Cagar Alam Mutis Babnai menjadi Tamanan Nasional justru lebih berpengaruh buruk terhadap Ekosistem Gunung Mutis yang selama ini menjadi sumber kehidupan masyarakat maupun pusat peradaban masyarakat Pulau Timor.
Baca juga: Masyarakat Adat Gelar Ritual Tolak Pengalihan Status Cagar Alam Mutis Menjadi Taman Nasional
Secara geografis, kata Ian, gunung Mutis terletak strategis di Pulau Timor. Masyarakat setempat mengganggap Mutis sebagai paru-paru Pulau Timor dan harapan hidup masyarakat Pulau Timor.
"Kita semua tahu bahwa status taman nasional tentunya akan ada pembangunan infrastruktur pelengkap guna penataan kawasan sekitar, sehingga secara tidak langsung ini akan berdampak terhadap kerusakan ekosistem, keanekaragaman hayati dan terancamnya kehidupan flora, fauna serta kita manusia," ujarnya.
Peralihan status menjadi Taman Nasional secara tidak langsung akan berdampak pada peningkatan pengunjung/wisatawan, serta upaya konservasi yang ketat dapat merusak habitat alami dan keseimbangan ekosistem.
Berkaca pada kondisi hari ini, kata Ian, masyarakat krisis pangan akibat gagal panen. Hal gagal panen ini juga disebabkan disebabkan oleh kekeringan jangka panjang, krisis air bersih.
Penebangan pohon secara liar, perambahan kawasan hutan dan sejumlah faktor lainnya menjadi penyebab utama dari perubahan iklim yang tidak diharapkan.
Ia meminta pemerintah tidak menggunakan dalih pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat untuk mengalihkan status Cagar Alam Mutis.
"Lihat saja Taman Nasional Gunung Merapi di Jawa Tengah yang memicu konflik petani lokal hingga kehilangan lahan pertanian, serta hilangnya kearifan lokal masyarakat sekitar,"bebernya.
Ian mengajak semua pihak bersatu dalam satu barisan menolak keputusan ini serta selalu melestarikan lingkungan di Pulau Timor. (*)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News