Berita NTT

'Ayo Bangun NTT' Pesan Sang Pemimpin untuk NTT

Editor: Nofri Fuka
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Alumni Komunikasi UNWIRA Kupang, Mario Rensy, S.I.Kom.

Fenomena inilah yang sepertinya telah dipotret oleh Melki, dengan melihat tradisi budaya kumpul keluarga sebagai salah satu contoh nilai luhur, jati diri, sekaligus kekuatan besar orang NTT.  

Indonesia sendiri memiliki begitu banyak tradisi budaya dari setiap suku-suku yang berakar pada semangat nilai gotong royong. Akar nilai inilah yang juga menjadi karakter bangsa Indonesia. 

Presiden pertama Indonesia Soekarno, memberikan penekanan tentang pentingnya semangat gotong royong yang merupakan perekat, serta kekuatan bangsa Indonesia. 

Soekarno bahkan merangkum Pancasila dalam satu nilai yaitu, gotong-royong atau yang disebutnya sebagai Ekasila. Masih segar dalam ingatan kita, ketika pada tahun 2019 bangsa Indonesia sempat dihadapkan pada polarisasi serta keterbelahan pasca PilPres. 

Kendati sempat dihadapkan pada situasi tersebut, namun nilai kegotong royongan kembali menjadi kekuatan ketika kedua kekuatan yang bertarung di PilPres, kala itu bertemu dan kemudian bersatu untuk bersama membangun Indonesia. Hasilnya adalah keberhasilan Indonesia dalam melewati covid-19, dengan merujuk pada indikator jumlah kasus, vaksinasi, dan kemampuan negara dalam menangani juga merawat mereka yang terkena Covid-19. 

Berangkat dari nilai budaya yang tumbuh di NTT dan telah menjadi nafas bangsa Indonesia inilah, menjadikan pesan “Ayo Bangun NTT” tak berlebihan jika dikatakan tepat dikumandangkan oleh Melki.  

Pesan “Ayo Bangun NTT” menjadi langkah paling awal yang disampaikan Melki dalam rangka menumbuhkan kembali semangat dan tanggung jawab bersama seluruh rakyat NTT membangun rumah Nusa Tenggara Timur. Seruan “Ayo Bangun NTT” dapat juga dilihat sebagai “self defence” yang kini harus diwujudkan jika merujuk pada perkembangan dunia kini. 

Pertahanan diri dimaksudkan bukanlah anti terhadap perkembangan dunia, namun membangun kerja bersama-sama dalam mencapai tujuan pembangunan dengan, menjaga nilai-nilai dan karakter budaya NTT. Tantangan era 5.0 saat ini yang ditandai dengan era robot, artificial intelligence (AI) hingga Internet of Things (IoT) telah hadir dan sepertinya tidak lagi dapat dihindari. 

Meski masih terasa jauh, NTT haruslah segera mencari dan menemukan titik temu pembangunan yang seimbang dengan berpijak pada nilai-nilai dan karakter budaya NTT. 

Semangat “Ayo Bangun NTT” secara bersama merupakan langkah tepat dalam menjawab sejumlah persoalan yang ada. “Ayo Bangun NTT” menegaskan bahwa Melki-Johni melihat tantangan kedepan dengan paradigma adaptif, tidak sebagai sebuah ancaman. 

Dengan seruan “Ayo Bangun NTT” pemerintahan Melki-Johni ke depan, perlu menekankan pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai budaya NTT ke dalam proses pembangunan. 

Tujuannya agar tercipta pembangunan dengan keseimbangan budaya lokal juga kelestarian tetap terjaga. “Ayo Bangun NTT” memberi sebuah langkah konkrit dan yang perlu dilakukan Melki-Johni yakni FKP (Forum Konsultasi Publik). 

OPD (Organisasi Perangkat Daerah) juga perlu didorong untuk menjadikan FKP sebagai bagian tak terpisahkan dalam mewujudkan arah pembangunan di NTT. 

Hal ini dinilai penting karena segala persoalan yang ada tentunya berkaitan dengan persoalan manusia dan kebutuhan publik NTT. Maka dari itu, mendengarkan masukan publik adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan. 

FKP yang melibatkan akademisi, tokoh agama, tokoh adat, budayawan, serta stakeholder merupakan sarana interaksi dua arah, diharapkan dapat menghasilkan kesepahaman serta mufakat yang tentunya harus dituangkan dalam bentuk dokumen berita acara pelaksanaan. 

Halaman
1234