Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo
TRIBUNFLORES.COM, ENDE - Dinas Pertanian Kabupaten Ende melaporkan jumlah kasus kematian ternak babi di wilayah Kabupaten Ende hingga pertengahan Maret 2025 sudah mencapai 1000 lebih ekor.
Jumlah kasus kematian ternak babi ini, berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Ende masih di bawah satu persen dari total populasi ternak babi di wilayah itu yang mencapai 80 ribu lebih.
"Data terakhir itu hampir 1000 ekor babi yang mati, tapi dari segi persentasenya, dari total populasi babi sebanyak 80 ribu lebih ekor itu kalau mati 1000 ekor itu belum sampai satu persen," jelas Sekertaris Dinas Pertanian Kabupaten Ende, Ibrahim Gadir Dean kepada TribunFlores.com, Rabu, 12 Maret 2025 pagi.
Baca juga: Kasus Babi Mati di Ende, Distan Ende Kirim 8 Sampel Darah Babi ke Laboratorium di Denpasar Bali
Dari total ternak babi yang mati, tujuh di antaranya dinyatakan positif ASF berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium veteriner Denpasar, Bali.
"Berarti kita vonis Kabupaten Ende sudah ada virus ASF sekarang tinggal bagaimana ketahanan tubuh dari babi itu sendiri," tandas Gadir Dean.
Dijelaskan Gadir Dean, pada titik tertentu kondisi ternak-ternak babi semakin bagus tergantung tingkat kelembaban.
Gadir Dean juga menambahkan, virus ASF sebenarnya tidak berbahaya untuk manusia.
Namun pihaknya selalu menghubungi kepada masyarakat atau peternak babi agar memperhatikan biosecurity atau kebersihan kandang.
Baca juga: Penjual Daging Babi Liar Marak di Kota Ende Diduga Jual Babi Mati dan Sakit
Saat ini, kata dia, petugas kesehatan hewan Dinas Pertanian Kabupaten Ende sedang melakukan penyemprotan disinfektan di kecamatan-kecamatan yang terindikasi adanya penyebaran virus ASF.