Selain bangunan ruang perpustakaan, halaman sekolah tersebut terancam longsor. Pasalnya terdapat beberapa rekahan beberapa meter yang terjadi di halaman sekolah ini.
Ia mengaku khawatir ketika hujan lebat mengguyur wilayah itu saat proses pembelajaran sedang berlangsung di dalam kelas. Sisa dari bangunan perpustakaan yang longsor tersebut saat ini digunakan sebagai ruang guru dan ruang kepala sekolah.
Sementara 3 bangunan ruang kelas permanen lainnya dimanfaatkan sebagai ruangan belajar siswa-siswi. Karena kekurangan ruangan kelas, orang tua siswa membangun secara swadaya 2 ruangan sederhana untuk proses belajar-mengajar.
"Jadi ada 5 ruang kelas, 3 ruangan permanen dan 2 ruangan darurat untuk siswa-siswi melaksanakan proses pembelajaran," ujarnya.
Marianus berharap, fasilitas umum milik SMP SATAP Negeri Noebesi yang terdampak longsor bisa segera dibangun agar siswa-siswi bisa mengikuti proses belajar mengajar dengan aman dan nyaman. (bbr)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News