Breaking News

Berita Flores Timur

Satu Dekade Du Anyam dan Anyaman Hebat Ibu-ibu Flores Timur NTT

Ketekunan ibu-ibu penganyam dampingan Du Anyam telah menghasilkan beragam produk anyaman lontar dari tanah Pulau Solor,

Penulis: Paul Kabelen | Editor: Ricko Wawo
TRIBUNFLORES.COM/PAUL KABELEN
ANYAM-Ratusan ibu-ibu dampingan Du Anyam sedang menganyam daun lontar di Pamakayo, Desa Lewonama, Kecamatan Solor Barat, Kabupaten Flores Timur, Senin, 1 September 2025. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA-Ketekunan ibu-ibu penganyam dampingan Du Anyam telah menghasilkan beragam produk anyaman lontar dari tanah Pulau Solor, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), ke negara-negara besar di Benua Eropa maupun Amerika.

Anyaman berbahan daun lontar, buah tangan perempuan asal Solor yang diproduksi oleh Du Anyam telah merubah nasib kaum perempuan di wilayah itu, khususnya dalam pemberdayaan ekonomi.

Senin (01/09/25), ratusan ibu-ibu dari berbagai desa tampak bersimpuh di bawah tenda yang beralaskan terpal. Mereka menganyam di Desa Lewonama, Kecamatan Solor Barat, Solor, Floree Timur.

 

Baca juga: BREAKING NEWS: Demo di Maumere, PMKRI Maumere Tuntut Penanganan Kasus Korupsi

 

 

Sebagai bagian dari Du Anyam yang merayakan 10 tahun, ibu-ibu dampingan ini tentu mengerti dengan perjalanan yang sama-sama mereka lalui.

"Banyak hal baik yang boleh kami terima dari Du Anyam, kini usianya sudah 10 tahun. Lontar dari kampung di Pulau Solor tembus ke pasar Internasional," ujar Maria Boa Kolin (52), yang mengaku sudah 8 tahun bersama Du Anyam.

Tim Du Anyam, Margaretha, mengatakan Du Anyam lahir di Flores Timur bersama delapan mama penganyam yang memulai perjalanan ini melalui tradisi lontar, warisan budaya yang hidup di tengah masyarakat.

Dari langkah kecil itu, kini  tumbuh menjadi gerakan yang melibatkan lebih dari 1.600 perempuan penganyam dari 54 desa di NTT dan Kalimantan Selatan.

"Melalui anyaman, lahirlah cerita tentang ketahanan, solidaritas, dan inovasi. Dari karya yang dahulu lebih sering digunakan di lingkungan sendiri, kini berkembang menjadi produk yang hadir di pasar nasional, dikenal di panggung internasional, sekaligus menjadi wujud nyata pemberdayaan perempuan di pelosok Indonesia," ujarnya.

Ia menuturkan, Du Anyam lahir dari keyakinan bahwa tradisi adalah akar yang memberi kehidupan.

Anyaman lontar, warisan turun temurun dari Flores Timur, bukan sekadar kerajinan, melainkan bagian dari identitas dan keseharian masyarakat desa.

"Dari sanalah langkah pertama dimulai, menjaga nilai budaya tetap hidup sekaligus membuka ruang bagi desain dan motif anyaman baru yang tetap berakar pada kearifan lokal," katanya.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved