Kekerasan Seksual Anak di Kupang

Berawal Grup WhatsApp Vulgar, Terungkap Kasus Kekerasan Seksual Anak SMP di Kupang NTT

Petugas menemukan sebuah grup WhatsApp besar bernama "Grup SMP Se-Kota Kupang."  Kasus seksual anak di Kota Kupang.

Editor: Gordy Donovan
POS-KUPANG.COM/RAY REBON
BERI KETERANGAN - Kadis P3A Kota Kupang, dr. Marciana Halek saat memberikan keterangan kepada wartawan terkait kasus prostitusi anak SMP di Kota Kupang, NTT, Rabu (8/10/2025). 

Salah satu anak, sebut saja M, menjadi perantara.

Ia menjual teman-temannya dengan keuntungan Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu per transaksi. 

Harga "transaksi" mereka mulai dari Rp 500 ribu. Kasus M akhirnya bergulir ke pengadilan, dan vonis dijatuhkan: 10 tahun penjara.

"Dia sudah divonis bulan lalu," ujar Marciana.

"Dari 25 anak yang kami dampingi, 15 di antaranya kini berada di rumah perlindungan anak. Mereka perlu pemulihan fisik dan psikis yang cukup lama," lanjutnya.

Menurut Marciana, sebagian besar anak-anak itu bukan berasal dari keluarga miskin.

Dorongan mereka bukan soal uang, tapi tentang sesuatu yang lebih dalam, keinginan untuk diterima, untuk punya teman, untuk merasa dicintai.

"Banyak dari mereka fatherless, kehilangan figur ayah, atau berasal dari keluarga yang retak," tuturnya. 

Rumah sudah tidak lagi jadi tempat pulang. Mereka mencari pengganti itu di luar di grup-grup seperti itu.

Di rumah perlindungan, para anak korban ini didampingi psikolog dan rohaniwan. Proses pemulihan berlangsung sekitar dua bulan, sampai akhirnya beberapa dari mereka bisa kembali ke rumah dan sekolah.

Namun tidak semua, beberapa anak masih berjuang menghapus ingatan buruk yang menempel di kepala mereka, ingatan yang seharusnya tidak pernah mereka miliki di usia belasan tahun.

Tim mereka menggandeng satgas di tingkat kelurahan, sekolah, hingga instansi lain. 

Mereka juga berencana membuat aplikasi khusus agar masyarakat lebih mudah melapor jika menemukan indikasi kekerasan seksual berbasis elektronik.

"Selama ini kami seperti pemadam kebakaran baru bertindak setelah kejadian. Sekarang kami ingin mencegah sebelum api itu menyala," kata Marciana.

Semua grup WhatsApp yang terindikasi KSBE kini sudah dihapus. Admin grup dikumpulkan, diperiksa bersama orang tua, dan diberi pendampingan. 

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved