Berita Kota Kupang

Wali Kota Kupang Fokus pada Optimalisasi Produksi dan Distribusi Air Bersih Dari SPAM Kali Dendeng

Wali Kota Kupang melakukan kunjungan lapangan ke Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kali Dendeng serta aliran sungai Kali Dendeng,

Editor: Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM/RAY REBON
Wali Kota Kupang, Christian Widodo meninjau langsung proses pengolahan air di SPAM Kali Dendeng. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Wali Kota Kupang Christian Widodo melakukan kunjungan lapangan ke Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kali Dendeng serta aliran sungai Kali Dendeng, Rabu 15 Oktober 2025.

Kunjungan yang berlangsung lebih dari dua jam ini bertujuan untuk meninjau langsung proses pengolahan air dan mengidentifikasi berbagai kendala dalam distribusi air bersih kepada masyarakat.

Disaksikan, dalam kunjungan tersebut, Wali Kota didampingi Direktur Perumda Air Minum Kota Kupang, Isidorus Lilijawa.

Wali Kota bersama rombongan meninjau langsung tahapan pengolahan air mulai dari proses koagulasi, flokulasi, sedimentasi, hingga penyaluran air ke dua reservoir berkapasitas masing-masing 3.000 dan 1.000 liter itu.

"Kita mulai dari SPAM Kali Dendeng, lalu lanjut ke aliran kali. Kita diskusi banyak hal, mulai dari alur air, proses koagulasi, flokulasi, sedimentasi, hingga penyaluran ke reservoir," ujar Wali Kota Kupang.

 

Baca juga: Pemerintah Kota Kupang Lakukan Kolaborasi Lintas Sektor Cegah Pencegahan Pekerja Anak

 

 

Dari hasil pantauan lapangan, Wali Kota menemukan sejumlah permasalahan teknis yang menyebabkan debit air yang keluar belum maksimal. 

Produksi air saat ini tercatat sekitar 50-52 ribu liter per hari, padahal kapasitas maksimalnya dapat mencapai 70-90 ribu liter per hari jika sistem dan jam operasional ditingkatkan.

"Kita sudah catat semua, termasuk yang rusak-rusak. Ini akan kita anggarkan di tahun 2026 lewat anggaran murni. Rencananya akan dibahas sekitar bulan November," tambahnya.

Wali Kota menekankan pentingnya optimalisasi tidak hanya pada distribusi air ke rumah-rumah, tetapi juga pada sistem produksi di hulu. 

Ia menyebut akan ada penambahan sambungan rumah (SR) secara bertahap untuk menjangkau lebih banyak kelurahan seiring peningkatan debit air.

"Kita urut dulu benang kusutnya dari awal. Makanya saya datang lama di lokasi, diskusi langsung, mencatat, bahkan menggambar mekanisme aliran air supaya saya paham dan bisa merencanakan dengan matang," jelasnya.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved