Sidang Kasus Prada Lucky Namo

Orang Tua Prada Lucky Mengamuk, Tuntut Komandan Batalion TP Nagekeo Hadir

Mereka berteriak histeris, menuntut keadilan bagi putra mereka yang meninggal akibat dugaan penganiayaan senior. 

Editor: Gordy Donovan
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
BERI  KETERANGAN- Ibu kandung Prada Lucky Chepril Saputra Sepriana Paulina Mirpey (tengah) dan Ayah Prada Lucky, Kristian Namo (pegang mic) sedang menjadi saksi dalam persidangan perkara meninggalnya Lucky Namo di Pengadilan Militer Kupang, Selasa (29/10/2025). Senin (3/11/2025) mereka mengamuk dan menuntut Komandan Batalion hadir di Pengadilan Militer Kupang. 
Ringkasan Berita:
  • Sidang melibatkan terdakwa Lettu Inf Ahmad Faisal dan saksi Pratu Petrus Kanisius Wae, yang juga merupakan anggota provos batalion tempat almarhum bertugas.
  • Ibu Prada Lucky menyebut batalion itu sebagai “batalion neraka” dan menuduh Dan Yon (komandan batalion) sebagai pengecut karena tidak hadir di persidangan.
  • Ayahnya menegaskan saksi tidak menjalankan tugas sebagai pengamanan dan memperingatkan bahwa semua pihak yang berbohong akan “mendapat karma.”

TRIBUNFLORES.COM, KUPANG - Suasana di Pengadilan Militer III-15 Kupang mendadak ricuh pasca-selesainya sidang lanjutan kasus kematian Prada Lucky Namo pada Senin (3/11/2025). Kericuhan terjadi di lorong pengadilan, persis saat terdakwa, Lettu Inf Ahmad Faisal, dan saksi, Pratu Petrus Kanisius Wae, dibawa keluar dari ruang sidang di bawah pengawalan ketat polisi militer.

‎Orang tua almarhum Prada Lucky Namo meluapkan emosi yang terpendam. Mereka berteriak histeris, menuntut keadilan bagi putra mereka yang meninggal akibat dugaan penganiayaan senior. 

Ayah dan ibu Lucky yang mengenakan kaus "Justice for Prada Lucky Namo" melontarkan makian keras, ditujukan kepada para pelaku, saksi, dan terutama kepada komandan satuan (Dan Yon) yang dianggap bertanggung jawab.

Baca juga: LIVE STREAMING Sidang Perkara Prada Lucky Namo di Pengadilan Militer Kupang

Dan Yon Disebut 'Pengecut' dan 'Jaga Jabatan'

‎Ibu Prada Lucky, dengan suara keras dan penuh kemarahan, menyebut batalion tempat putranya bertugas sebagai tempat yang kejam.

‎"Itu batalion, itu batalion neraka, jahanam! Dia pu Dan Yon hadirkan di sini, Dan Yon pengecut itu! Dia hanya mau jaga dia pu jabatan saja, makanya dia takut hadir di sini!" teriak ibunda Lucky di tengah kerumunan yang ramai.

‎Ia juga menuding saksi yang baru saja memberikan keterangan telah memberikan kesaksian palsu. 

"Itu saksi, itu tadi saksi putar balek! Provos apa? Yang harusnya dia amankan!" tambahnya, merujuk pada kesaksian Pratu Petrus Kanisius Wae yang merupakan Provos di batalion.
‎"Silakan Bersaksi, Kalian Akan Dapat Karma!"

‎Sementara itu, ayah almarhum Prada Lucky juga tidak kalah emosi. Ia menuding bahwa saksi yang dihadirkan tidak menjalankan tugasnya sebagai pengamanan dan membiarkan penganiayaan terjadi.

‎"Tadi itu saksi sebenarnya dia punya tugas, tugas bukan cuman itu, dia pengaman, buktinya di batalion itu dia cuma biarkan. Ingat baik-baik, kamu bersaksi silakan ya, silakan, sebelum bersaksi mereka disumpah, lu akan dapat karma juga, ingat baik-baik yang bersaksi," tegas ayah Lucky dengan nada tinggi, menunjuk ke arah lorong.

‎Luapan emosi sang ayah memuncak dengan pernyataan yang menusuk hati mengenai kematian putranya. Ia menyuarakan keyakinan bahwa hukum karma akan berlaku bagi semua pihak yang terlibat dalam kematian Prada Lucky.

‎"Anak saya tidak akan hidup lagi. Kalian akan mendapat karma, ingat baik-baik. Anak saya sudah mati. Silakan kalian mau bersaksi model apapun, Aturan lu menang. Tapi lu akan karma, ingat baik-baik," pungkasnya.

‎Keluarga korban menuntut agar kasus penganiayaan yang berujung pada kematian Prada Lucky Namo ini diusut tuntas hingga ke tingkat atasan yang dinilai melakukan pembiaran dan berusaha menutupi fakta. Mereka terus mendesak agar Dan Yon yang bersangkutan bertanggung jawab penuh di depan hukum.

‎Petugas Polisi Militer tampak bekerja keras untuk mengendalikan situasi tegang tersebut, memastikan terdakwa dan saksi dapat dievakuasi dengan aman di tengah seruan amarah dan tangisan keluarga korban. (vel/sisco.magang)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved