Demo di Maumere

Ketegangan Warnai Aksi Demo Mahasiswa di DPRD Sikka, Saling Dorong dengan Aparat Polisi

"Tadi kita sempat sedikit gesekan dengan pihak kepolisian karena tidak membiarkan masa aksi masuk

Penulis: Arnol Welianto | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/ARNOLD WELIANTO
SALING DORONG - Aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus yang terdiri dari aktivis HMI, GMI dan IMM terlibat aksi saling dorong saat menggelar aksi di Kantor DPRD Sikka, Senin 1 September 2025. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Arnold Welianto

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Aktivis mahasiswa Cipayung Plus Kabupaten Sikka terdiri dari HMI, GMI dan IMM terlibat aksi saling dorong saat menggelar aksi demo di depan Kantor DPRD, Jalan El Tari, Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, Kabupeten Sikka, NTT, Senin 1 September 2025.

Mahasiswa memaksa masuk ke dalam gedung DPRD akan tetapi ditahan sejumlah aparat polisi. Ketegangan pun terjadi beruntungnya masa aksi dapat diijinkan masuk ke Gedung DPRD Sikka dengan dikawal aparat TNI dan Polri. 

Dalam aksi tersebut pendemo membawa  keranda jenazah dan bendera-bendera dari organisasi masing-masing. Terlihat sebuah keranda warna putih bertuliskan " Matinya Keadilan, Hidup ditindas Mati dilindas, "sebagai simbol dukacita atas ketimpangan yang terjadi belakangan ini.

"Tadi kita sempat sedikit gesekan dengan pihak kepolisian karena tidak membiarkan masa aksi masuk ke gedung DPRD, Sebenarnya ini aksi damai, karena ada penghalang aparat kepolisian, sehingga sedikit gesekan, kita sempat baku dorong dengan pihak kepolisian namun tidak lama kemudian mereka mempersilahkan kami masuk," kata Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Maumere, Andi Abdul Fattaah. 

 

Baca juga: 9 Kelompok Pengeluaran di Maumere Alami Kenaikan Harga, Paling Tinggi Kesehatan Sebesar 12,32 Persen

 

 

Massa aksi diterima Ketua DPRD Sikka, Stef Sumandi bersama anggota DPRD Sikka lainnya. Suasana audiensi antara masa aksi dan anggota DPRD Sikka berlangsung tertib. 

Andi Abdul Fattaah, mengatakan aktivitas Cipayung Plus membawa 10 tuntutan, bukan hanya persoalan nasional tetapi juga persoalan lokal. 

Isu nasional yang disuarakan di DPRD Sikka yakni mendesak pihak DPR RI membatalkan kenaikan tunjangan DPR RI. 

Sementara itu, isu lokal menurut Ketua DPC GMNI Sikka Yohanes Maro, yakni terkait upah minimum Kabupaten Sikka yang belum ada di Sikka sehingga masih bergantung dengan kebijakan provinsi.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved