Berita Sikka

Guratan Senja di Warung Bambu: Getrudis, Ibu Empat Anak di Sikka Rajut Rezeki Lewat Nasi Kuning

Usaha ini dirintis pada tahun 2016, berawal dari kegelisahannya karena tak memiliki penghasilan tetap. Tekanan

Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/STEFANI
JUAL NASI KUNING - Getrudis (55) perempuan paruh baya Asal Atambua yang berjualan nasi kuning di warung sederhananya (30/10/2025).  berlokasi di tepi Jl. Sudirman, Kelurahan Waioti, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka. 

Laporan Reporter Magang TRIBUNFLORES.COM Stevani Thresia

TRIBUNFLORES. COM, ​Maumere - Di tengah hiruk pikuk pagi di Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Waioti, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka, berdiri sebuah warung sederhana berdinding bambu dan beralas papan. Dari dapur mungil itu, aroma nasi kuning mengepul menjadi saksi ketekunan seorang perempuan paruh baya bernama Getrudis (55).

Berasal dari Atambua, perempuan yang akrab disapa Mama Trudis itu sudah sembilan tahun menekuni usahanya menjual nasi kuning menu sarapan favorit para pekerja kantoran di Maumere.

Usaha ini dirintis pada tahun 2016, berawal dari kegelisahannya karena tak memiliki penghasilan tetap. Tekanan ekonomi pernah mendorongnya merantau sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) ke Singapura dan Malaysia, meninggalkan anak-anaknya yang kala itu masih kecil. 

Namun pengalaman pahit itu justru menjadi bekal keteguhan hati ketika ia memutuskan pulang kampung dan memulai usaha sendiri.

 

Baca juga: Dari Sapu ke SK: Kisah Paulus Pandie Oba, Petugas Jasa Kebersihan Jadi P3K di Politani Kupang

 

 

Dengan modal awal Rp 600.000, ia memberanikan diri membuka warung nasi kuning di lahan kosong depan rumahnya. Ia didukung penuh oleh putri keduanya yang setia membantu sejak awal.

Kini, warung bambu beretalase kecil dengan kursi sederhana itu menjadi sumber rezeki utama keluarganya. Setiap pagi antara pukul 07.00 hingga 09.00, warung Mama Trudis selalu ramai. Para pegawai kantoran yang terburu waktu menjadikan nasi kuningnya pilihan utama.

Menu andalannya adalah nasi kuning dengan lauk ikan seharga Rp 10.000, atau paket lengkap telur dan ikan seharga Rp 15.000. Semua bahan ia beli sendiri di Pasar Alok Maumere dan Pasar Wuring setiap pagi sebelum matahari tinggi.

Dalam sehari, omzet warungnya bisa mencapai Rp 1 juta. Meski keuntungannya tidak besar, Mama Trudis mengaku selalu bersyukur atas rezeki yang ia peroleh.

“Yang penting cukup untuk makan dan sekolah anak-anak. Saya senang bisa usaha sendiri,” katanya sambil tersenyum di balik kepulan uap nasi.

Sebagai ibu dari empat anak, dua di antaranya kini telah menjadi anggota TNI, Mama Trudis merasa usahanya membawa berkah besar bagi keluarganya. Dari hasil jerih payahnya, ia bisa membeli peralatan rumah tangga seperti kulkas dan mesin cuci, yang memudahkannya beristirahat setelah seharian menjaga warung.

Meski keriput di wajah dan rambut yang mulai memutih menandakan usia senja, semangat Mama Trudis tak pernah padam. Ia terus menanak nasi kuning dengan cinta dan keikhlasan, seolah setiap kepulan uapnya membawa doa dan harapan bagi masa depan anak-anaknya.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved