Banjir Bandang di Mauponggo

Kesaksian Korban Banjir Bandang Mauponggo: Suami Saya Datang, Air Sudah Penuh Semua

Air bah yang datang tiba-tiba membawa serta batu-batu besar dan lumpur tebal, menghancurkan pemukiman, lahan

Penulis: Albert Aquinaldo | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/ALBERT AQUINALDO
KORBAN - Salah satu korban banjir bandang di Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo yang saat ini mengungsi di salah satu rumah warga saat ditemui di pondoknya yang juga terdampak banjir bandang. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo

TRIBUNFLORES.COM, MBAY - Bencana banjir bandang yang menerjang Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo pada Senin (8/9/2025) sore hingga malam hari, masih meninggalkan duka mendalam dan trauma bagi para penyintas.

Air bah yang datang tiba-tiba membawa serta batu-batu besar dan lumpur tebal, menghancurkan pemukiman, lahan pertanian, serta hewan ternak milik warga. 

Deru derasnya air dan hantaman material banjir masih terngiang di telinga warga yang selamat.

Ratusan hektar sawah warga luluh lantak diterjang banjir. 

 

Baca juga: Banjir Bandang Mauponggo: Pencarian Korban Hilang Masuki Hari Keempat, Belum Ada Hasil

 

 

Tidak hanya itu, rumah-rumah warga pun mengalami kerusakan para, bahkan beberapa rata dengan tanah. 

Banyak korban kehilangan harta benda dan hanya bisa menyelamatkan diri dengan pakaian yang melekat di tubuh.

Salah satu korban selamat, Ester Bupu, warga Desa Ua, mengisahkan pengalaman mencekam saat banjir datang. 

Ketika itu, ia sedang berada di sebuah pondok kebun yang terletak di bantaran Kali Lowo Koke, wilayah Desa Sawu.

Dia dan suaminya merupakan warga Desa Ua, namun keduanya tinggal di rumah yang mereka sebut pondok saat berkebun.

"Waktu itu suami saya pergi untuk memindahkan kerbau. Saya sendirian di pondok. Pas dia kembali, dia langsung suruh saya turun. Tapi saya mau turun ikut mana? Di sekeliling sudah air semua," ujar Ester dengan suara bergetar, saat ditemui di pondoknya yang sebagian tiangnya roboh dihantam banjir.

Ester akhirnya berhasil diselamatkan setelah suaminya memaksanya turun dan membantunya menggunakan tongkat. 

Mereka berdua berhasil keluar dari kepungan banjir yang nyaris menelan seluruh kawasan kebun dan pemukiman warga.

Namun, tidak banyak yang bisa diselamatkan. Hanya beberapa lembar pakaian yang tersisa, sementara makanan dan hewan ternak mereka, termasuk kambing, terseret arus banjir.

Kini, Ester dan suaminya mengungsi ke rumah salah seorang warga di Desa Sawu. 

Kondisi mereka masih sangat memprihatinkan karena hingga hari kelima pasca bencana, bantuan belum mereka terima.

"Beras untuk makan dan minum tidak ada. Belum ada bantuan dari pemerintah. Hanya ada satu karung beras dari gereja," kata Ester pasrah.

Warga Desa Sawu dan sekitarnya kini berharap ada perhatian serius dari pemerintah dan pihak-pihak terkait, untuk memberikan bantuan tanggap darurat serta penanganan jangka panjang terhadap dampak bencana ini. (Bet)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved