Banjir Bandang di Mauponggo

Banjir Bandang Mauponggo: Warga Kesulitan Air Bersih, Gereja dan Kampus Turun Tangan

“Yang paling urgen bagi kami di sini pasokan air bersih, karena semua pipa air itu hanyut terbawa banjir dan hampir

Penulis: Charles Abar | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/CHARLES ABAR 
PENYERAHAN - Civitas academika Stiper Flores Bajawa, saat menyerahkan berbagai jenis bantuan di Posko Paroki Wolosambi, Sabtu 14 September 2025. 

Laporkan Reporter TRIBUNZFLORES.COM, Charles Abar 

TRIBUNFLORES.COM, MBAY - Banjir bandang yang melanda Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo sejak 8-9 September 2025 lalu, tidak hanya menghanyutkan puluhan rumah dan infrastruktur warga, tetapi juga melumpuhkan pasokan air bersih di wilayah yang luas.

Pastor Paroki Wolosambi, RD Arnoldus Yansen Triyono, mengungkapkan bahwa pipa air dan mesin penyedot yang menjadi sumber utama kebutuhan masyarakat ikut hanyut terbawa banjir. Akibatnya, hampir seluruh wilayah paroki, mulai dari Wolorowa hingga Mauponggo, mengalami kelangkaan air bersih.

“Yang paling urgen bagi kami di sini pasokan air bersih, karena semua pipa air itu hanyut terbawa banjir dan hampir seluruh wilayah Paroki ini terimbas. Sejak tanggal 9 kemarin, warga sudah mengalami kelangkaan air,” tutur Pastor Arnoldus, Sabtu (13/9/2025).

Ia berharap agar distribusi bantuan air dapat menyisir setiap kampung.

 

 Banjir Bandang Mauponggo: Bantuan Datang Tapi Warga Mengaku Belum Dapat

 

 

 “Kalau ada donasi air, mohon disisir mulai dari Wolorowa sampai Mauponggo. Setiap kampung ada bak penampung air dan bak-bak itu sekarang kosong. Itu yang amat kami butuhkan,” tambahnya.

Sementara kebutuhan makanan dan minuman masih terbantu dengan suplai dari Posko yang ada di paroki. Namun, kebutuhan air bersih tetap menjadi persoalan mendesak yang mengancam kesehatan warga, terutama anak-anak dan lansia.

Solidaritas Kampus dan Gerakan Kemanusiaan

Di tengah situasi darurat ini, dukungan datang dari berbagai pihak. Rombongan gerakan kemanusiaan Sekolah Tinggi Pertanian Flores Bajawa (Stiper FB) yang dipimpin oleh Romo Rofinus Neto Wuli turut hadir menyalurkan bantuan tahap kedua berupa kebutuhan pokok, pakaian dan air kemasan.

“Setelah sehari pasca bencana, STIPER hadir, dan hari ini kami kembali menyalurkan gelombang kedua bantuan untuk warga di seluruh lembah Sawu. Kehadiran Stiper bukan hanya memberikan dukungan moral dan material, tapi juga menjawab kebutuhan mendesak warga,” kata Romo Roni.

Ia menegaskan bahwa keterlibatan Stiper merupakan panggilan sosial sekaligus bentuk pengabdian kepada masyarakat sebagaimana diamanatkan tridharma perguruan tinggi.

Selain bantuan, tim mahasiswa Stiper juga menjalankan gerakan ilmiah dengan mendata kondisi warga terdampak. Melalui metode penelitian partisipatif, mereka menggali fakta-fakta autentik dari lapangan untuk mendukung proses pemulihan ke depan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved