Berita Ngada

Romo Rofinus Neto Wuli: FKUB Harus Jadi Laboratorium Kebangsaan, Menjahit Perbedaan Jadi Harmoni

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Ngada kembali menggaungkan semangat kebangsaan dan persaudaraan lintas iman dalam

Penulis: Charles Abar | Editor: Ricko Wawo
TRIBUNFLORES.COM/CHARLES ABAR
SOSOK-Romo Rofinus Neto Wuli saat memberikan materi kepada peserta di Aula MBC Bajawa, Selasa 28 Oktober 2025. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Charles Abar

TRIBUNFLORES.COM, BAJAWA – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Ngada kembali menggaungkan semangat kebangsaan dan persaudaraan lintas iman dalam kegiatan refleksi bertajuk “Moderasi Beragama dan Spirit Kebangsaan dalam Bingkai Keindonesiaan”, yang digelar di Aula Petronat MBC Bajawa, Selasa (28/10/2025).

Kegiatan tersebut menghadirkan Romo Rofinus Neto Wuli, Ketua DPD IKAL Lemhannas Provinsi NTT dan Ketua Komisi Kerasulan Awam Keuskupan Agung Ende, sebagai narasumber utama. Turut hadir jajaran FKUB Ngada, Kepala Kantor  Kementerian Agama Ngada, Tokoh lintas agama, akademisi, serta kalangan muda lintas iman, Kesbangpol Ngada.

Dalam pemaparannya, Romo Rofinus menegaskan bahwa kerukunan antar umat beragama adalah pondasi utama keutuhan bangsa Indonesia. Menurutnya, di tengah derasnya arus globalisasi, polarisasi sosial, dan penyebaran paham ekstrem, FKUB hadir sebagai ruang perjumpaan lintas iman untuk menjaga semangat kebhinekaan.

 

Baca juga: Oditur Sebut Isu LGBT Tidak Terbukti, Tegaskan Penganiayaan Prada Lucky Namo Murni Kekerasan

 

 

“FKUB bukan sekadar forum dialog, tetapi laboratorium kebangsaan tempat iman, akal budi, dan cinta tanah air berjumpa,” ujar Romo Rofinus di hadapan peserta.

Ia menambahkan, kerukunan tidak cukup hanya dipahami secara seremonial, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata di tengah masyarakat.

“Kerukunan adalah karya bersama yang menuntut kesadaran, dialog, dan komitmen,” ujarnya.

Romo Rofinus mengingatkan bahwa perbedaan bukan ancaman, melainkan kekayaan yang memperkaya kehidupan bersama. “Bhineka Tunggal Ika adalah panggilan untuk menjadi satu dalam perbedaan, bukan seragam dalam keseragaman,” tegasnya.

Sebagai alumnus Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI, Romo Rofinus mengangkat nilai-nilai kebangsaan yang menjadi landasan bagi seluruh anak bangsa. Ia menjelaskan, semangat Lemhannas menanamkan empat roh dasar: nasionalis, Pancasilais, visioner, dan integratif.

Menurutnya, semangat ini penting diterapkan dalam kehidupan sosial-keagamaan, khususnya bagi para pemimpin dan tokoh lintas agama di daerah.

“Patriot sejati bukan hanya yang mengangkat senjata, tetapi mereka yang menjaga keutuhan bangsa lewat kedalaman iman dan keluasan kasih,” ujarnya penuh makna.

Ia mengutip semboyan Lemhannas “Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrwa” yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu, tiada kebenaran yang mendua.”

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved