Prakiraan Cuaca

Prakiraan Cuaca NTT, Senin 15 September 2025: Manggarai, Ende dan Sumba Hujan Disertai Angin Kencang

BMKG Stasiun Meteorologi El Tari Kupang memperingatakan enam wilayah di NTT, Senin (15/9/2025) akan diguyur hujan.

Penulis: Cristin Adal | Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM/KRISTIN ADAL
HUJAN SEDANG- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi El Tari Kupang memperingatakan enam wilayah di NTT, Senin (15/9/2025) akan diguyur hujan. 

TRIBUNFLORES.COM, KUPANG- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi El Tari Kupang memperingatakan enam wilayah di NTT, Senin (15/9/2025) akan diguyur hujan.

Adapun enam wilayah tersebut yaitu Manggarai, Manggarai Timur, Manggarai Barat, Ende, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya.

Wilayah tersebut berpotensi hujan ringan-sedang dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang berdurasi singkat.

BMKG juga melaporkan suhu anomali permukaan laut di wilayah NTT bernilai positif dan terjadi perlambatan kecepatan angin atau konvergensi di sejumlah wilayah. 

 

Baca juga: Suhu Anomaly di Permukaan Laut dan Konvergensi Picu Hujan Sedang di Beberapa Wilayah NTT

 

 

 

 

Kondisi tersebut memicu potensi hujan sedang disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat.

Kondisi atmosfer pada skala global, regional, hingga lokal diperkirakan akan menyebabkan cuaca di Indonesia cenderung bervariasi. Potensi cuaca signifikan berupa hujan lebat disertai angin kencang berpeluang terjadi di sebagian besar wilayah Sumatra, Jawa, serta kawasan Indonesia bagian tengah hingga timur. 

Secara global, fase Dipole Mode Index (DMI) yang negatif (−1,27) mendukung peningkatan pasokan uap air ke wilayah Indonesia bagian Barat. Sementara itu, secara regional, anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR) yang dominan bernilai negatif di sebagian besar Sumatra, Jawa, Kalimantan, Bali, serta wilayah tengah hingga timur Indonesia menjadi indikator aktifnya proses pembentukan dan pertumbuhan awan hujan.

Di sisi lain, aktivitas gelombang atmosfer juga berperan penting. Fenomena MJO, gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby Ekuator masih diperkirakan aktif di wilayah Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan Barat–Tengah, Papua Selatan, hingga Papua Barat Daya, yang berkontribusi dalam peningkatan konveksi dan awan hujan. Selain itu, gelombang atmosfer dengan frekuensi rendah juga terpantau berada di sebagian besar wilayah Indonesia, dari barat hingga timur, sehingga semakin memperkuat peluang hujan.

 

Baca juga: Prospek Cuaca 12-18 September 2025: Bibit Siklon-Gelombang Atmosfer Tingkatkan Risiko Cuaca Ekstrem

 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved